Senin 16 Jun 2025 19:59 WIB

Sering Dikira Sehat, Dokter Ingatkan Minyak Goreng Ini Bisa Picu Penyakit Jantung

Ahli menyarankan untuk beralih ke minyak yang diproses secara minimal seperti VCO.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Minyak goreng (ilustrasi).  Minyak goreng ternyata bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan jantung.
Foto: Republika
Minyak goreng (ilustrasi). Minyak goreng ternyata bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak goreng menjadi bahan wajib di setiap dapur rumah tangga maupun restoran. Mulai dari membuat omelet hingga aneka sambal, minyak selalu hadir untuk menyempurnakan makanan. Namun di balik cita rasa lezat yang dihadirkan, minyak goreng ternyata bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan jantung.

Peringatan ini disampaikan oleh dokter spesialis penyakit jantung, dr Alok Chopra. la menyoroti bahaya tersembunyi dari minyak yang selama ini dianggap sehat untuk jantung, terutama jenis minyak dari biji-bijian seperti minyak bunga matahari, kedelai, jagung, dan canola.

Baca Juga

"Saya ingin mengatakan bahwa minyak yang Anda anggap menyehatkan justru perlahan merusak jantung Anda," kata Alok seperti dikutip dari Hindustan Times, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, minyak-minyak ini bukanlah makanan alami, melainkan produk industri yang diekstrak melalui suhu tinggi, tekanan ekstrem, dan penggunaan bahan kimia. Proses tersebut menyebabkan oksidasi pada struktur minyak, sehingga bahkan sebelum dikonsumsi, kualitas minyak sudah rusak.

Dr Alok menjelaskan minyak yang telah teroksidasi menghasilkan radikal bebas-senyawa reaktif yang dapat merusak sel dan memicu peradangan. "Radikal bebas ini berkontribusi besar terhadap penyakit jantung, obesitas, kanker, dan berbagai gangguan kronis lainnya," kata dia.

Selain itu, sebagian besar minyak biji-bijian mengandung kadar tinggi asam lemak Omega-6, khususnya linoleic acid. Meski Omega-6 dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, konsumsi berlebihan justru bisa mengganggu keseimbangan sistem tubuh, memperburuk kolesterol, dan meningkatkan risiko resistensi insulin serta peradangan kronis.

"Beberapa minyak bahkan mengandung lemak trans, yang sudah terbukti sangat berbahaya dan secara langsung berhubungan dengan peningkatan risiko kanker dan penyakit jantung," kata dr Alok.

Peringatan dr Alok tidak berhenti pada minyak botolan rumahan. la menekankan bahwa penggunaan minyak di restoran sering kali jauh lebih berisiko. Banyak tempat makan, menurutnya, menggunakan minyak yang sama berulang kali selama berhari-hari, demi menghemat biaya. Proses pemanasan berulang ini menghasilkan senyawa toksik seperti aldehida, yang dapat merusak DNA dan memicu peradangan sistemik.

"Minyak-minyak ini digunakan luas di makanan cepat saji, gorengan, keripik, saus, makanan ringan, bahkan dressing salad yang katanya sehat," kata dia.

Sebagai solusi, dr Alok menyarankan untuk beralih ke minyak yang diproses secara minimal, seperti minyak zaitun ekstra virgin, minyak kelapa murni (virgin coconut oil), atau minyak alpukat cold-pressed. la juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara asupan Omega-6 dan Omega-3 demi menjaga kesehatan jantung dan sistem imun dalam jangka panjang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement