Data Nielsen menunjukkan perempuan kulit hitam lebih banyak menggunakan produk kecantikan dan rambut daripada kelompok lainnya. Meskipun memiliki risiko lebih tinggi untuk kanker tertentu, orang kulit hitam sering kali tidak disertakan uji klinis terkait kanker.
Misalnya, orang kulit hitam Amerika menyumbang 22 persen dari kasus multiple myeloma. Akan tetapi, proporsi mereka hanya 4,5 persen dari peserta uji coba yang mempelajari myeloma.
Gugatan Mitchell terhadap L'Oréal mencantumkan ftalat sebagai kelas utama bahan kimia yang dia yakini menyebabkan kanker rahimnya. Ftalat adalah keluarga bahan kimia buatan manusia yang digunakan untuk memproduksi plastik, pelarut, dan produk perawatan pribadi.
Ada banyak jenis ftalat. Akan tetapi, hanya satu jenis, yakni diethylphthalate (DEP), yang biasa ditemukan dalam kosmetik.
Seorang ahli toksikologi kosmetik yang mempelajari efek bahan kimia dalam produk kecantikan, Jen Novakovich, mengatakan para peneliti terkadang mengelompokkan ftalat bersama-sama saat membahas bahayanya, tetapi hanya yang tertentu yang dikaitkan dengan risiko. Misalnya, dalam satu penelitian belum lama ini, risiko kanker payudara lebih tinggi pada wanita asli Hawaii yang terpapar Di-2-ethylhexylphthalate (DEHP), bahan yang digunakan untuk membuat produk vinil fleksibel.
Namun, Novakovich mengatakan penelitian belum menemukan risiko kanker yang terkait dengan DEP, ftalat yang digunakan dalam kosmetik.