Senin 29 Apr 2024 21:47 WIB

Dokter Ungkap Cara Kendalikan Nyeri Akibat Kanker

Dalam sejumlah kasus, nyeri tidak selalu terletak pada lokasi tumor atau kanker.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kanker (ilustrasi). Ada langkah-langkah dalam mengendalikan nyeri yang muncul pada pengidap kanker.
Foto: PxHere
Kanker (ilustrasi). Ada langkah-langkah dalam mengendalikan nyeri yang muncul pada pengidap kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono dr Iswandi Erwin menjelaskan langkah-langkah dalam mengendalikan nyeri yang muncul pada pengidap kanker. Yang pertama adalah asesmen secara komprehensif.

Dalam "Pasien Kanker, Atasi Nyeri Dengan Tepat!" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (29/4/2024), dia menjelaskan bahwa nyeri tersebut disebabkan oleh dua hal yakni kanker atau tumor itu sendiri, atau pengobatan serta tata laksana seperti kemoterapi atau radioterapi.

Baca Juga

Iswandi menyebutkan metastasis atau penyebaran kanker dapat menyebabkan rasa nyeri tersebut. Dalam sejumlah kasus, nyeri tidak selalu terletak pada lokasi tumor atau kanker primernya. Sebagai contoh, pasien dengan kanker paru-paru dapat mengalami nyeri di tulang belakang.

Pada umumnya, kata dia, rasanya nyeri tersebut sedang hingga berat, terutama pada kanker yang kronis yang sudah stadium tiga atau empat. Dalam stadium tersebut, katanya, perawatannya adalah perawatan yang bersifat paliatif, guna meningkatkan kualitas hidup pasien.

Dia menyebut dengan asesmen tersebut, penyebab serta jenis nyeri neuropatik atau nosiseptif, serta faktor yang dapat memberatkan rasa nyeri tersebut, contohnya keadaan psikis. Iswandi menyebutkan orang dengan tekanan psikis yang berat mengalami nyeri yang berat, sehingga diberikan obat antidepresan untuk mengatasinya. Menurutnya, ada persinggungan antara jalur rasa nyeri serta depresi.

Kemudian, ujarnya, pasien kanker yang mengalami nyeri diberikan dosis opioid, seperti morfin, kodein, oxycodone, fentanyl. Dia menjelaskan, penggunaan opioid tersebut misalnya per delapan jam.

Dia menjelaskan secara umum, penggunaan opioid dapat mengatasi rasa nyeri tersebut, namun ada juga kasus di mana tindakan intervensi seperti blok pada daerah torakal lumbalis, guna meringankan nyeri akibat kanker. Menurut dokter itu, rasa nyeri tersebut tidak boleh disepelekan. Meski bagi sebagian orang hal itu menjadi penanda harapan hidup yang hanya sebentar, namun bagi pasien waktu yang sebentar tersebut dapat dinikmati secara berkualitas bersama keluarganya jika rasa nyerinya dikendalikan dengan baik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement