Prof mencontohkan di Eropa sudah ada integrasi soal nutrisi dalam mempertahankan kualitas hidup pasien kanker. Di sana, nutrisi jadi bagian integral dalam tim multidisiplin pengelolaan pasien kanker.
Dalam menjalankan terapi, pasien kanker sering kali mengalami penurunan nafsu makan, disertai rasa mual, muntah, sariawan, rasa logam di mulut, diare, dan rasa tidak nyaman lainnya, sehingga mengurangi nafsu makan dan bahkan minum yang akhirnya dapat menyebabkan malanutrisi. Kondisi malanutrisi tentu saja dapat berdampak pada keberhasilan terapi.
"Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan malnutrisi pada pasien kanker dengan berbagai intervensi dan solusi, termasuk melalui kolaborasi multidisiplin tim onkologi dengan tim gizi klinis agar hasil terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal," kata dia.