REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika belum juga dikaruniai keturunan setelah bertahun-tahun menikah, istri kerap menjadi pihak yang diduga memiliki gangguan kesuburan. Padahal, istri juga bisa sulit hamil karena suaminya mengalami infertilitas.
Di usia tertentu, kualitas sel telur perempuan memang dapat menurun secara alami, tepatnya dari awal 30-an. Begitu juga dengan laki-laki, kualitas spermanya tidak sebagus usia lebih muda seiring pertambahan usia.
Kepala Petugas Ilmiah Care Fertility, dr Alison Campbell mencatat bahwa sepertiga dari semua sel telur memiliki kelainan kromosom pada saat perempuan berusia 40 tahun. Hal itu membuat telur tidak dapat membentuk kehamilan yang layak.
Di sisi lain, kondisi kesuburan pada pria juga sama. Kesuburan pria mulai menurun pada usia 40.
"Fungsi testis dan parameter sperma memburuk," kata Campbell, seperti dikutip dari Express.co.uk, Ahad (1/5/2022).
Anggapan bahwa laki-laki dapat membuat pasangannya melahirkan bayi sehat hingga masa pensiun adalah hal yang keliru. Data dari lebih dari 40 juta kelahiran menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ayah berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami hasil kelahiran merugikan.
Penelitian dari Stanford University School of Medicine, California, menyoroti bahwa anak-anak ini lebih mungkin dilahirkan dengan berat badan lahir rendah, mengalami kejang, dan membutuhkan ventilasi langsung setelah lahir.
Selain itu, usia pria tua, lebih mungkin memiliki bayi prematur dan perlu dirawat di unit intensif neonatal.
Data menunjukkan bahwa mulai dari usia 35 tahun, seorang pria mengalami rata-rata dua mutasi baru dalam DNA spermanya.
Peneliti Michael Eisenberg, seorang profesor urologi, menambahkan hal yang benar-benar mengejutkan adalah tampaknya ada hubungan antara ayah lanjut usia dan kemungkinan ibu terkena diabetes selama kehamilan.
Profesor Eisenberg menambahkan bahwa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peran biologis ayah, jelas sangat penting bagi kelahiran bayi, begitu juga untuk sang ibu.
Dokter Campbell juga menjelaskan bahwa menjaga kesehatan yang baik tentu mempengaruhi kesuburan yang baik pula.
Dari gangguan ovulasi hingga saluran yang tersumbat, ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada ketidaksuburan.
Ada kepercayaan umum bahwa kebanyakan orang hamil dengan cepat, tetapi satu dari enam mengalami kesulitan memulai sebuah keluarga. Infertilitas, bagaimanapun, tidak dapat diperiksa sampai pasangan suami istri telah berupaya untuk mendapatkan kehamilan setidaknya selama satu tahun.