Ironisnya, tak semua perempuan bisa memiliki akses pengobatan yang layak untuk mengobati fistula obstetrik. Perawat asal Skotlandia sekaligus pendiri Freedom from Fistula Foundation, Ann Gloag, mengungkapkan bahwa dia pernah menemui banyak perempuan yang hidup dengan fistula obstetrik selama 40 tahun.
"Hidup mereka sangat diliputi kesengsaraan," kata Gloag.
Fistula obstetrik bisa memunculkan beban yang besar bagi kehidupan perempuan karena dampaknya tak hanya sekedar ketidaknyamanan fisik, tetapi juga tekanan emosi. Tak jarang, fistula obstetrik memunculkan masalah pada kepercayaan diri dan kehidupan seksual penderitanya.
Mayo Clinic mengungkapkan bahwa ada beberapa gejala fistula obstetrik yang dapat dikenali perempuan. Sebagian di antaranya adalah keluarnya gas, feses, atau nanah dari vagina, keluar cairan yang sangat bau dari vagina, infeksi saluran kemih atau vagina yang berulang, iritasi atau nyeri pada vulva, vagina, dan perineum atau area antara vagina dan anus, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual.