Jumat 02 Feb 2024 15:57 WIB

Pasangan Usia Subur Perlu Lakukan Perencanaan Kehamilan, Pasang KB Setelah Anak Lahir

Memakai KB setelah melahirkan penting untuk kesehatan ibu dan anak.

Ibu hamil memperlihatkan foto USG janinnya. Pasangan usia subur harus melakukan perencanaan kehamilan agar dapat melahirkan generasi penerus yang sehat.
Foto: Prayogi/Republika
Ibu hamil memperlihatkan foto USG janinnya. Pasangan usia subur harus melakukan perencanaan kehamilan agar dapat melahirkan generasi penerus yang sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nida Rahmawati menyatakan bahwa perencanaan kehamilan penting untuk dilakukan oleh pasangan usia subur. Hal itu harus dilakukan sejak dini.

"Semua pasangan usia subur diharapkan dapat melakukan perencanaan kehamilan agar dapat melahirkan generasi penerus yang sehat," kata Nida dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga

Nida mengungkap, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia saat ini masih tinggi karena sejumlah faktor. Salah satunya ialah banyaknya ibu hamil yang berada pada kondisi berisiko karena tidak melakukan perencanaan kehamilan yang baik.

Nida menjelaskan, Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan dalam upaya pelayanan kesehatan dan pemenuhan hak-hak reproduksi, di mana angka kematian ibu (AKI) berdasarkan long form sensus penduduk tahun 2020-2021 masih tinggi, yakni 189 per 100.000 kelahiran hidup,. Demikian juga angka kematian bayi (AKB) masih tinggi, yaitu 16,5 per 1.000 kelahiran hidup dan masih tingginya angka stunting (21,6 persen).

"Kita kalau mau membeli dan memiliki suatu barang saja direncanakan, pasti dipilih yang terbaik yang sesuai dengan harapan kita, apalagi memiliki anak, yang akan menjadi generasi penerus tentu harus direncanakan," ujar dia.

Menurut Nida, saat ini masih banyak status ibu dengan gizi kurang, kehamilan tidak diinginkan, serta menderita penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, dan sifilis, malaria. Banyak juga yang mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

"Hal tersebut diperparah dengan semakin tingginya kebiasaan malas bergerak atau mager, inaktivitas atau kurang olahraga, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, dan lain sebagainya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement