REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang aktris senior yang berprestasi, Meryl Streep tak lupa untuk menggunakan platform yang dia miliki dengan sebaik mungkin. Salah satu hal positif yang dilakukan Streep adalah memanfaatkan popularitasnya untuk meningkatkan kesadaran soal fistula obstetrik.
Peran Streep dalam meningkatkan kesadaran mengenai fistula obstetrik dimulai pada 2015. Kala itu, Streep bergabung sebagai narator dalam sebuah proyek film yang menyoroti para perempuan penderita fistula obstetrik di Sierra Leone dan Malawi.
"Mereka sangat membutuhkan layanan medis," ungkap Streep dalam film tersebut, seperti dilansir Express, Rabu (30/3/2022).
Streep mengungkapkan bahwa ada sekitar dua juta perempuan di Afrika yang hidup dengan fistula obstetrik. Fistula obstetrik merupakan kondisi di mana terbukanya lubang jalan lahir secara abnormal pada organ reproduksi perempuan yang menyebabkan kebocoran urine atau feses secara kronis.
Dokter bedah senior dari Malawi Freedom from Fistula Foundation, dr Jeff Wilkinson, mengatakan bahwa kondisi fistula obstetrik bisa disebabkan oleh persalinan yang terhambat, ketika kepala bayi secara konstan mendorong tulang panggul. Kondisi ini mencegah terjadinya aliran darah dan membuat jaringan mengalami kematian.
Dr Wilkinson mencontohkan, ketika seorang ibu membutuhkan operasi caesar tetapi dia tidak mendapatkan operasi tersebut, dia lalu melahirkan bayi yang mati. Bila tidak mengalami perdarahan hingga meninggal akibat kondisi tersebut, beberapa hari setelah melahirkan, ibu tersebut akan memiliki lubang terbuka yang abnormal di jalan lahirnya.
"Jadi alih-alih bisa menahan urine ketika merasa ingin berkemih, urine akan mengalir keluar begitu saja," jelas dr Wilkinson.
Masalah fistula obstetrik terlihat cukup banyak terjadi di beberapa wilayah tertentu di dunia. Menurut dr Wilkinson, situasi ini dipicu oleh tidak adanya akses pelayanan maternal yang berkualitas bagi perempuan di suatu wilayah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ada tiga hal yang bisa membantu mencegah terjadinya fistula obstetrik alias fistula vagina. Ketiga hal tersebut adalah tidak melahirkan anak pertama terlalu cepat, menghentikan praktik tradisional yang berbahaya, dan akses pelayanan obstetri yang tepat waktu.
Dr Wilkinson mengatakan, sebagian besar pasien fistula obstetrik bisa ditangani dengan cukup mudah melalui operasi. Tak sedikit pasien yang bisa meraih kesembuhan lewat operasi ini.