Stubbs menilai temuan ini mengindikasikan bahwa kesulitan mengikuti percakapan di tengah situasi ramai dapat menjadi gejala awal demensia. Dia pun menilai bahwa gangguan pendengaran ini juga bisa jadi merupakan faktor risiko yang berpotensi dapat menurunkan risiko demensia bila diobati sejak dini.
Akan tetapi, David Curtis dari UCL Genetics Institute memiliki pendapat yang berbeda. Curtis sependapat bahwa gangguan SiN dapat menjadi tanda awal dari demensia. Dia tak yakin bila perbaikan masalah pendengaran dapat menurunkan risiko demensia di kemudian hari.
"Cukup sulit untuk melihat bagaimana masalah pendengaran dapat berdampak pada mekanisme degenerasi saraf dan kehilangan sel yang bisa berujung pada terjadinya diagnosis demensia," ujar Curtis, seperti dilansir New Atlas.
Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia. ini merupakan pertama yang menginvestigasi hubungan antara kesulitan pendengaran dengan demensia pada populasi yang besar.
"Kesulitan mendengar ucapan dalam latar suara bising merupakan salah satu dari masalah paling umum pada orang-orang dengan gangguan pendengaran terkait usia," jelas ketua peneliti Jonathan Stevenson.