Jumat 30 Oct 2020 21:42 WIB

8 Mitos Seputar Suplemen Kesehatan

Beragam mitos seputar suplemen kesehatan masih beredar di masyarakat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Suplemen (Ilustrasi). Tubuh memerlukan suplemen untuk memperkuat daya tahan terhadap penyakit.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID,

Mitos: Suplemen Vitamin dan Mineral Lindungi Jantung

Sebagian suplemen vitamin dan mineral dipasarkan dengan klaim dapat menjaga kesehatan jantung. Namun sebuah ulasan dan meta analisis berskala besar pada 2018 menunjukkan tak ada manfaat signifikan .

"Data mengenai suplemen populer (multivitamin, vitamin D, kalsium, dan vitamin C) menunjukkan tidak ada manfaat konsisten dalam pencegahan (penyakit jantung, infark miokard, atau strok)," ungkap studi tersebut.

Beberapa supelmen seperti asam folat tunggal serta vitamin B dengan asam folat, B6, dan B12 diketahui dapat menurunkan risiko strok. Akan tetapi secara keseluruhan efeknya terbilang kecil.

Mitos: Vitamin C Cegah Pilek

Berlawanan dengan keyakinan masyarakat luas, bukti yang menunjukkan bahwa vitamin C dapat mencegah pilek masih lemah. Peneliti menemukan bahwa suplementasi vitamin C tidak mencegah pilek pada populasi umum. Akan tetapi, suplementasi vitamin D dapat menurunkan keparahan gejala dan durasi dari pilek.

Mitos: Vitamin D Cegah Kanker

Tim peneliti melakuakn sebuah studi berskala besar untuk mengetahui peran vitamin D dalam menurunkan atau mengobati kanker. Studi ini menunjukkan tak ada konsensus yang menunjukkan bahwa vitamin D dapat memberi efek antikanker yang bermanfaat.

Studi lain pada 2018 meminta 25.871 partisipan untuk emngonsumsi suplemen vitamin D. Tim peneltii juga menginvestigasi risiko kanker para partisipan selama studi berlangsung. Tim peneliti menemukan bahwa konsumsi vitamin D tidak berdampak pada insidensi kanker atau kejadian kardiovaskular yang lebih rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement