Jumat 30 Jun 2023 22:39 WIB

Benarkah Suplemen Vitamin D Bisa Cegah Serangan Jantung pada Lansia?

Vitamin D dianggap bisa mengurangi risiko kejadian kardiovaskular.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Suplemen vitamin D (ilustrasi). Suplemen vitamin D bantu mencegah serangan jantung pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
Foto: www.freepik.com
Suplemen vitamin D (ilustrasi). Suplemen vitamin D bantu mencegah serangan jantung pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikenal karena manfaatnya bagi tulang dan kulit, vitamin D juga bisa mengurangi risiko kejadian kardiovaskular. Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Australia mengungkapkan, suplemen vitamin D bisa mencegah serangan jantung pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menyelidiki efek vitamin D terhadap kesehatan jantung, namun hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara keduanya. Penelitian baru ini merupakan uji coba terbesar yang pernah dilakukan pada subjek tersebut.

Baca Juga

Studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal (NMJ), melibatkan 21.315 warga Australia berusia antara 60 dan 84 tahun, yang menerima dosis vitamin D oral atau plasebo setiap awal bulan selama lima tahun. Pada akhirnya, lebih dari 80 persen peserta penelitian mengaku telah mengonsumsi setidaknya 80 persen dari dosis yang disarankan selama periode penelitian.

Para peneliti kemudian melakukan referensi silang dan menganalisis data dari para peserta tentang seberapa sering kunjungan ke rumah sakit, untuk menentukan apakah mereka menderita serangan jantung dan stroke, atau menjalani revaskularisasi koroner. Para peneliti melaporkan, tingkat kejadian kardiovaskular utama adalah 9 persen lebih rendah pada kelompok suplemen vitamin D, yang setara dengan 5,8 kejadian lebih sedikit per seribu peserta.

Lebih khusus lagi, tingkat serangan jantung 19 persen lebih rendah pada kelompok suplemen vitamin D daripada kelompok plasebo, dan tingkat revaskularisasi koroner 11 persen lebih rendah. Di sisi lain, para ilmuwan mencatat tidak ada perbedaan dalam tingkat strok.

"Sementara itu, temuan ini menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D tidak mengubah risiko penyakit kardiovaskular masih terlalu dini," kata para peneliti seperti dilansir dari Malay Mail, Jumat (30/6/2023).

Mereka mengatakan, penelitian lebih lanjut sekarang diperlukan untuk menentukan apakah efek perlindungan ini memang lebih terlihat pada orang yang sudah menggunakan statin atau obat kardiovaskular lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement