REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran film Naura & Genk Juara seakan menghapuskan rasa dahaga terhadap film anak yang belakangan sudah sangat jarang hadir di layar lebar. Mengangkat tema petualangan, film besutan Eugene Pandji ini mengingatkan penonton akan film anak-anak yang pernah hadir di tahun 2000 silam yaitu Petualangan Sherina.
"Kenapa drama musikal? Sudah lama nggak ada musik yang dikhususkan untuk anak-anak. Setelah Petualangan Sherina kita nggak menemukan lagi makanya film ini kita upayakan secara penuh," ujar Handoko Hendroyono selaku produser film Naura & Genk Juara.
Namun, yang membuat dua film ini berbeda, Naura & Genk Juara memasukkan unsur sains yang turut memperkaya dan menjadi salah satu tema utama dalam film ini. Tema sains menjadi penanda bahwa anak-anak zaman sekarang sangat dekat dengan segala sesuatu yang berbau teknologi sehingga cerita yang diangkat sangat kontekstual dengan kondisi sekarang.
Film ini dipenuhi dengan banyak visual menarik untuk dinikmati anak-anak mulai dari percobaan sains menggunakan bahan serta peralatan warna-warni sampai kepada keindahan kawasan hutan Situ Gunung yang ditangkap dalam sudut-sudut tak biasa. Dalam film ini banyak sekali gambar yang diambil dari udara dan juga dari bawah sehingga memberikan perspektif unik bagi penonton.
Salah satu keunikan dalam film lain, kehadiran visual kartun saat Naura sedang terjebak bersama kawan-kawannya di sebuah ruangan bawah tanah. Seakan mempertegas bahwa film ini memang dikhususkan untuk penonton anak.
Selain sains, film ini juga memasukkan unsur kepedulian terhadap satwa liar. Film menitikberatkan bahwa selain memiliki kecerdasan dan kepintaran dalam bidang ilmu pengetahuan, anak-anak selayaknya sudah ditanamkan kepedulian terhadap alam dan isinya sejak dini.
Eugene memadukan dua tema utama ini, sains dan kepeduilan terhadap alam, dengan sangat apik. Dari perpaduan ini penonton dapat menangkap pesan bahwa sejatinya ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan alam dan lingkungan.