Senin 05 Sep 2016 11:00 WIB

Renyah Jagung Titi NTT yang Susah Berhenti Dimakan

Rep: Pryantono Oemar/ Red: Indira Rezkisari
Jagung titi
Foto:
Sayur rumpu rampe

Sayur rumpu-rampe telah terhidang terhidang di meja. ‘’Sayur rumpu-rampe dibuat dari beragam bahan, ada daun papaya, bunga pepaya, daun ubi kayu,’’ jelas Maria Goreti Lori, warga Desa Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Senin (29/8).

Saya mengambil dua kali rumpu rampe ini karena gurihnya. Ada teri dicampurkan dalam rumpu rampe ini. Daun pepayanya tidak pahit. Rasa pahit dihilangkan dengan cara memberi garam pada dan papaya yang sudah direbus, kemudian dicuci lagi setelah diperas airnya.

Stephany Ratih langsung jatuh hati pada rumpu rampe. ‘’Aku suka karena pedasnya, dan bumbunya juga berasa,’’ kata Stephany, rekan seperjalanan dari Jakarta.

Rasa yang pedas dan gurih, menurut Melda Sitompul, paling cocok dimakan dengan nasi panas. ‘’Membuat nafsu makan bertambah,’’ ujar Melda.

Benar adanya. Malam itu bukan hanya saya yang merasa lapar sekali, sehingga mengambil porsi makan lagi. Karena di Larantuka masih tinggal di hotel,  kami berani makan banyak, lantaran tak mengkhawatirkan urusan sesudahnya.

Rumpu rampe menggunakan bumbu cabai merah, cabai rawit, bawang merah bawang putih, daun salam dan daun jeruk, serta garam. Rumpu rampe juga menyertakan jantung pisang sebagai salah satu bahannya.

‘’Jangan aneh, di sini jantung pisang biasa disayur juga,’’ ujar Maria tentang salah satu unsur dalam rumpu-rampe. Malam itu, selain rumpu rampe, tersaji juga tumis jantung pisang, yang juga tak kalah gurihnya. Tumis jantung pisang dimasak dengan biji jagung muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement