Selasa 22 Dec 2015 07:05 WIB

Anak yang Main Game Permen Cenderung Makan tidak Sehat

Anak bermain gadget
Foto: AP
Anak bermain gadget

REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak masa kini akrab dengan berbagai permainan di gadget orang tuanya. Game tentang permen, hanya satu diantaranya.

Studi terbaru namun menyebutkan anak-anak yang memainkan game tentang makanan akan cenderung mengudap makanan yang kurang sehat. Mengakibatkan mereka meningkat risiko kelebihan berat badan.

Ini karena anak-anak gagal mengenali fakta kalau banyak permainan di dunia maya merupakan salah satu bentuk  iklan terselubung untuk permen dan kudapan lain, sebut studi. "Kontras dengan televisi yang memiliki batasan di iklan hingga bisa membantu pemirsa melawan godaan, di internet iklan bisa digabungkan dengan beragam konten. Situs produsen makanan juga memiliki game, yang kadang membuat anak bisa membaginya dengan teman mereka," ujar peneliti Frans Folkvord dari Radboud University di Nijmegen, Belanda.

Frans menemukan kalau anak-anak tidak mengenali permainan sebagai bagian iklan, meski ketika nama merk dan logo jelas tertera. Lebih lagi, tidak masalah apakah permainan tentang permen atau buah, anak ditemukan makan lebih banyak permen setelah bermain game tentang makanan.

Studi melakukan pengetesan efek iklan makanan yang terselubung pada pola makan lebih dari 1.000 anak. Para peneliti menemukan kalau tak lama setelah bermain game dengan iklan makanan yang menempel, anak-anak 55 persen akan makan lebih banyak permen dibandingkan game tentang permainan.

Selama jeda lima menit setelah bermain game tentang makanan, anak-anak makan 72 kalori lebih banyak dibandingkan yang tidak bermain game. Meski Frans menemukan tidak ada kaitan antara memakan permen dengan kenaikan indeks massa tubuh dua tahun kemudian, memilih kudapan yang baik memiliki efek.

Indeks massa tubuh anak-anak yang memilih memuaskan rasa laparnya dengan apel ketimbang permen, akan lebih rendah dua tahun kemudian dibanding anak-anak yang memilih memuaskan rasa laparnya dengan permen.

Temuan menemukan pentingnya diskusi terkait larangan iklan makanan pada anak-anak. Studi ini sebelumnya dimuat di jurnal Current Opinion in Behavioral Sciences, dikutip dari Indian Times, Selasa (22/12).

(baca: 5 Tips Sukses Mengajak Anak Bulan Madu Setelah Menikah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement