REPUBLIKA.CO.ID, Tak sedikit pasangan yang baru menikah, sudah menyerah. Menghadapi sedikit masalah saja langsung mengajukan gugatan cerai. Padahal usia pernikahannya masih di bawah satu tahun atau bahkan baru dua atau tiga bulan lamanya.
Mereka memutuskan bercerai dengan berbagai macam alasan. Ada yang berpendapat mumpung perkawinan belum berlanjut hingga berketurunan, lebih baik bercerai di awal karena ketidakcocokan tersebut. Tapi, terkadang mungkin alasan perceraian itu terlalu sederhana untuk buru-buru bercerai.
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengakui angka perceraian akhir-akhir ini jumlahnya meningkat. Apalagi saat pernikahan baru meninjak usia satu sampai lima tahun. Di tahun awal terutama, banyak masalah yang muncul ke permukaan.
“Memang angka perceraian makin ke sini makin banyak. Saya juga sering mendapat klien, banyak yang dalam tahun pertama bermasalah, lalu mempertimbangkan untuk bercerai, ada yang kemudian jadi bercerai, ada yang tidak jadi,” ungkap perempuan yang akrab disapa Nina ini kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Apa sebabnya? Nina mengungkapkan itu adalah karena mereka betul-betul tidak mengenal pasangannya. Dia tidak betul-betul siap menikah dengan orang tersebut. Orang yang siap menikah, belum tentu siap menikah dengan orang tersebut. Itu hal yang berbeda hal yang harus ditelusuri lebih jauh harus dieksplorasi lebih jauh.
“Anda siap nikah belum tentu cocok, belum tentu siap menikah dengan orang tersebut. Itulah hal yang sulit dipahami. Anda menganggap usia 20 an siap menikah dan pasangan akan baik-baik saja. Belum tentu,” tambah perempuan yang juga menjadi konselor pernikahan ini.