Selasa 15 Mar 2016 07:30 WIB

Pakar Ungkap Waktu Terbaik Menunggu untuk Menikah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ijab kabul pernikahan.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ijab kabul pernikahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tak sedikit pasangan yang menikah ujung-ujungnya harus bercerai. Bahkan fakta mengejutkan terjadi di Amerika Serikat, dimana sekitar 40 sampai 50 persen pasangan menikah memilih bercerai.

Tapi antropolog dan pakar perilaku di Indiana University yang menghabiskan satu dekade mempelajari aspek berbeda dari cinta, Helen Fisher, mengatakan bahwa jika Anda menunggu sekitar dua tahun sebelum menikah, itu akan mendorong kesempatan Anda untuk mendapatkan kebahagiaan, kehidupan pernikahan yang berumur panjang.

"Ada studi terbaru dimana mereka menanyakan kepada sebagian besar orang yang berkencan dan tinggal bersama, mengapa mereka tidak menikah dan 67 persen dari mereka mengaku takut akan perceraian,” ujar Fisher pada Big Think seperti dilansir dari laman Independent, Selasa (15/3).

Menurutnya ketakutan bukan hanya pada masalah hukum, ekonomi dan keuangan tapi juga masalah pribadi dan sosial dari kasus perceraian.  Menariknya, ketakutan akan perceraian ini benar-benar memberikan cara untuk membuat pernikahan lebih sehat. Semua itu karena orang mengambil waktu lebih lama untuk mengenal satu sama lain sebelum mencoba untuk menikah atau menjalin ikatan.

Dan waktu hanyalah satu cara untuk berbuat reaktif, bagian dari otak. Bertanggung jawab untuk membuat keputusan logis dan merencanakan. Ini juga menutup kemungkinan ketika Anda pertama jatuh cinta dengan seseorang yang baru dikenal, yang dapat menjelaskan perilaku tidak logis dua orang yang mabuk cinta.

(baca: 5 Fakta Unik tentang Hubungan Pria Wanita)

"Satu masalah dengan merasa intens, romantis dalam cinta di tahap awal yang merupakan bagian tertua dari otak yang menjadi aktif. Bagian otak terkait dengan gerakan, harapan, obsesi, dengan motivasi,” ujarnya yang mempelajari otak dalam cinta.

"Faktanya beberapa bagian kognitif naik di bagian prefrontal cortex yang memiliki susunan lebih yang akhir-akhir ini juga ditutup. Bagian orak berkaitan dengan pengambilan keputusan dan rencana ke depan.”

Perasaan intens dalam cinta dapat membuat Anda sangat bahagia dan kemampuan Anda untuk berpikir logis atau rasional tentang seseorang yang bersama Anda. Oleh karena itu, memberikan waktu untuk otak untuk menyesuaikan untuk situasi dan perasaan baru yang Anda alami, Anda dapat mengenali apakah Anda berkencan benar-benar baik untuk Anda.

"Saya pikir, proses yang lambat ini membuat seseorang menjadi sangat hati-hati bahkan dalam waktu lama untuk pergi membantu otak menyesuaikan beberapa bagian otak untuk membuat keputusan.  Anda pergi untuk mengetahui bagaimana orang ini menangani orang tua Anda saat hari raya, bagaimana mereka mengatasi teman-teman Anda, bagaimana mereka mengatur keuangannya, bagaimana mereka menangani sebuah pendapat,” jelasnya.

Akhirnya, Anda ingin mendapatkan rasa yang baik tentang perilaku pasangan Anda saat situasi kehidupan nyata, yang mengapa Fisher sarankan untuk menunggu paling tidak dua tahun.

(baca: 3 Alasan Hubungan Percintaan Terasa Menyebalkan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement