Selasa 01 Sep 2015 09:31 WIB

Anak yang Cemas Membutuhkan Dukungan Berbentuk Ini

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan anaknya.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Ibu dan anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Kecemasan bukan saja dialami oleh orang dewasa, tapi juga kerap dialami anak-anak. Misalnya saja ketika anak takut pada gurunya ketika belum mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau ketika dia mendapatkan nilai sekolah yang jelek, anak takut memberitahukan orang tuanya. 

Orang tua haruslah tahu tanda-tanda kecemasan dan kapan anak Anda menunjukkan tanda-tanda itu. Berikut fakta mengenai kecemasan anak dan solusi mengatasinya seperti dilansir dari laman Popsugar, Selasa (1/9).

Anda dapat mengamati tanda-tanda kecemasan pada anak Pada balita dan anak prasekolah, Anda harus waspada tanda-tanda perilaku regresif yang dapat menjadi indikasi mendasar anak mengalami kecemasan. Karena mereka bisa larut atau tantrum atau jadi menempel dengan orang lain. Anak yang kerap menghindari situasi misalnya enggan berjalan di depan sebuah rumah di mana di sana sering ada anjing di luar menggonggong, hal ini juga dapat menjadi indikator perasaan cemas pada anak kecil.

Tanggapan Anda memberikan dampak besar

Jika perasaan Anda mengatakan bahwa anak Anda sedang mencemaskan sesuatu, dorong mereka untuk berbicara tentang apa yang mereka kuatirkan. “Pastikan bahwa Anda memvalidasi perasaan anak,” ujar Denise.

”Ini nyata. Persepsi seorang anak berbeda dengan persepsi kita. Jangan meminimalkan atau memberhentikan itu. Kenyataannya adalah mereka takut akan hal itu.”'

Berhubungan dengan anak-anak Anda

Untuk mengetahui anak sedang cemas atau tidak dan untuk membantu mereka keluar dari rasa cemas itu, Anda haruslah menjalin hubungan dekat dengan anak. “Ini selalu baik untuk berbagi dengan mereka,” ujar Denise.

Selain itu, Denise menyarankan Anda untuk mencoba mengatakan contoh yang terjadi pada anak saat kecil. “Ketika ayah masih seusia kamu, ayah sangat takut anjing.” Ini akan membuat anak sadar ternyata bukan hanya dia yang pernah mengalami kecemasan. Bahkan ayahnya sendiri ketika kecil ayahnya pun mengalami hal yang sama. Ini merupakan cara orang tua memvalidasi perasaan anak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement