Senin 25 May 2015 13:00 WIB

Kelepasan, Jadi Bahaya Ketika Ortu Memukul Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Anak susah di atur, kekerasan terhadap anak (ilustrasi)
Foto: Republika/Amin madani
Anak susah di atur, kekerasan terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Saat ini masih banyak ditemukan orang tua yang sering memukul anak ketika ia berbuat salah atau bertindak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya. Padahal, tindakan memukul anak ini tidak baik.‬

‪Anak menyayangi orang tua bukan berarti harus berbuat sama persis dengan yang dilakukan atau diinginkan orang tuanya. Tapi anak juga memiliki cara pandangnya sendiri. Memukul anak akan mengajarkan mereka menjadi pemukul.

Selain itu, apalagi fakta mengenai orang tua yang memukul anak dan apa dampaknya? Simak artikel Dr Denise Cummins seorang penelitian psikolog, anggota Asosiasi Ilmu Psikologi, dan penulis buku Good Thinking: Seven Powerful Ideas That Influence the Way We Think, dari laman Psychologytoday, Senin (25/5).‬

‪Orang dewasa sering lepas kontrol ketika memukul anak‬

Memberikan diri Anda izin untuk disiplin fisik terhadap anak sama saja menjadikan Anda sebagai penganiaya. Seperti kasus Adrian Peterson. Sebagai orang dewasa, kita seringkali pulang ke rumah dalam keadaan frustasi, lelah dan marah. Kita tidak sabar menghadapi anak-anak. Salah satu yang membuat Anda memukul anak adalah mereka membuat Anda kesal. Jika Anda terus membiasakan diri memukul anak, maka Anda akan lebih sering dan lebih keras memukulnya.

Kemungkinan Anda juga akan kelewat batas, ketika Anda menginzinkan diri Anda memukul anak meskipun untuk pelanggaran terkecil, Anda akan ketagihan memukul seseorang yang lebih kecil dan lemah.‬

Memukul sama dengan merusak anak

‪Memukul anak mungkin menghentikan perilaku buruknya tapi akan merusak mereka dan menghancurkan hubungan dengan mereka dalam waktu lama.

‪Penelitian menunjukkan memukul anak bisa membuat mereka menjadi pemarah, kesal juga akan bermasalah pada psikologis dan emosionalnya. Dalam sebuah studi tentang efek hukuman kepada anak ditemukan bahwa anak-anak yang menerima hukuman fisik akan semakin menantang orang tua dan otoritasnya. Hubungannya dengan orang tua pun berubah dan anak menjadi tidak dekat dengan orang tua. Selain itu, semakin besar pula kemungkinan mereka akan memukuli pasangannya kelak.‬

‪Mereka juga lebih mungkin menderita masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan masalah penyalahgunaan zat. Anak juga akan kurang berempati dengan orang lain atau menginternalisasi norma-norma perilaku moral.‬

‪Orang yang rasional akan merubah keyakinan ketika realitas ternyata bertentangan dengan keyakinan. Data menunjukkan bahwa hukuman harus sesuai dengan usia, dan harus digunakan saat yang tepat. Memukul ringan mungkin dapat diterima untuk anak usia dua sampai enam tahun. Tapi, anak harus disiplin tanpa kekerasan, dan orang tua yang marah harus menghindari disiplin fisik sepenuhnya.‬

‪Menurut statistik nasional hampir 125 ribu anak korban kekerasan fisik yang cukup serius mendapatkan perawatan medis di 2012, dan 42 persen dari korban itu di bawah usia enam tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement