Ahad 26 Apr 2015 18:10 WIB

Manfaat Merangkak pada Bayi

Bayi merangkak
Foto: flickr
Bayi merangkak

REPUBLIKA.CO.ID, Apakah bayi Anda baru mulai mengelilingi sekitarnya, merangkak, atau memanjat furnitur, “Dorongan untuk mandiri itu kuat,” kata Lise Eliot, PhD, lektor kepala ilmu saraf di Chicago Medical School dan penulis What’s Going on in There? How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life.

“Anak-anak memiliki keinginan alami untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas lingkungan mereka, dan cara bayi Anda bergerak mengubah persepsi dan pengetahuannya secara konstan,” katanya, dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Bayi-bayi umumnya merangkak antara usia 6 dan 8 bulan, yang memungkinkan mereka memproses informasi baru yang tidak dibutuhkan sebelumnya. Bayi Anda mungkin mengawasi sesuatu yang mereka inginkan, tetapi jika harus melewati kamar, dan dia tidak dapat merangkak, dia tidak mendapatkannya. Selesai.

Bila dia mencapainya, aktivitas itu saja akan memerbaiki keterampilan kognitifnya dan membantunya mengembangkan yang baru. Misalnya, daya ingat, karena dia mesti mengingat apa yang baru dikejarnya saat melewati lantai; merasakan waktu, karena terdapat jeda antara menginginkan benda dan mendapatkannya; dan persepsi, saat dia memerluas pemahamannya mengenai “dekat” dan “jauh”.

Bayi-bayi yang bergerak juga belajar bagaimana melindungi dirinya dari bahaya. Anak-anak tidak lahir dengan pengertian bawaan tentang ketinggian, seperti orang tua yang tahu bahwa bayinya hampir jatuh dari tempat tidur.

Penelitian  Joseph Campos, PhD, direktur Infant Studies Laboratory di University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa bergerak memainkan peran penting saat anak-anak kecil menggabungkan masukan visual dengan sensasi tubuh. Bayi Anda belajar untuk menghindari jatuh karena bergoyang-goyang di atas tangga ternyata bertentangan dengan pengetahuannya tentang dunia yang dia ketahui sebelumnya, saat ia mengamatinya dalam perlindungan Anda.

Tiba-tiba, dia memahami bahaya. Kebebasan menjelajah sekitarnya memungkinkan dia untuk mengekplorasi perasaan- perasaan, seperti takut, frustasi, malu, dan marah saat dia mencoba mencapai tujuan-tujuan tertentu (seperti naik ke atas meja) dan gagal–atau berhasil.

Berjalan gontai menuju tangan Anda yang terlentang atau mengikuti kucing juga menguntungkan, tambah Campos: “Bergerak membantu anak-anak belajar untuk fokus pada tujuan saat mereka bergerak ke arah tujuan itu.”

Seperti mengenggam, merangkak memerbaiki persepsi tentang kedalaman dan jarak, dan perasaan terhadap ukuran dan bentuk yang tetap. Ketika mulai menjangkau jarak yang lebih luas, bayi-bayi mengembangkan cara membuat target-target dan menggunakannya untuk membantu meraih tujuannya dan balik kembali. Tiba-tiba, bayi Anda tahu caranya mengelilingi rumah (juga lemari dapur, keranjang cucian dan…).

Umumnya, batita menjelajah dalam jarak yang setara dengan 39 kali ukuran lapangan sepakbola per hari dan terjatuh sekitar 15 kali per jam saat belajar berjalan, demikian perkiraan Adolph. Bahkan, berjalan goyah dan rasa frustrasi karena terjatuh, menawarkan informasi penting yang memacu perkembangan kognitif. Yang paling penting, bayi Anda mengembangkan fleksibilitas mental dan fisik saat ia menaklukkan tantangan sehari-hari seperti merangkak naik tangga di taman bermain atau di atas pantai berpasir.

“Biasanya, orang tua tidak menghubungkan merangkak dengan perubahan tumbuh kembang lainnya,” kata Campos, mungkin karena hal itu terjadi sebagai kewajaran. “Ini tak seperti belajar mengendarai sepeda, dimana Anda tak tahu bagaimana menit pertama dan apa yang Anda lakukan berikutnya. Itu perubahan besar dalam cara anak Anda berpikir dan merasakan dunia, dirinya, dan orang-orang di sekelilingnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement