REPUBLIKA.CO.ID, Selain asupan nutrisi yang cukup, pertumbuhan fisik dan emosi-kognitif bayi juga dipengaruhi oleh kualitas tidurnya, menurut konsultan tumbuh kembang, Dr dr Soedjatmiko, SpA(K).
"Tidur bukan semata untuk menghilangkan lelah. Bagi bayi atau balita, kualitas tidur berpengaruh pada tumbuh dan kembangnya. Masih banyak orang tua yang belum menyadari ini," ujar dia dalam acara yang diselenggarakan Pampers di Jakarta, Selasa (10/11).
Lebih lanjut menurut Soedjatmiko, tidur dikatakan berkualitas bila berhasil melalui siklus Rapid Eye Movement (REM) dan non REM tanpa sedikit pun gangguan. Siklus REM berperan penting dalam perkembangan emosi dan kognitif berdasarkan pengalaman sehari-hari yang dialami bayi.
"Siklus REM itu saat-saat tidur bola mata bayi bergerak-gerak, jari-jari kadang bergerak. Terkadang ada bayi yang menangis. Dalam siklus ini, pertumbuhan sel-sel dan cabang-cabang sel otak dipacu," kata dia.
(baca: Lima Hal yang Wajib Diajarkan Pada Anak Sebelum Jadi Mahasiswa)
"Bila siklus ini terganggu, perkembangan emosi dan kognitifnya bisa terganggu sehingga ia nantinya sulit menyerap informasi dari lingkungannya. Biasanya kalau terganggu, bayi akan rewel," tambah dia.
Hingga usia 3 tahun, bayi memerlukan siklus REM tetap terjaga selama 4 jam per harinya. Selain itu, adapula siklus non-REM. Dalam siklus ini, hormon pertumbuhan yang berperan untuk berat badan, tinggi badan, bekerja. Idealnya, bayi memerlukan delapan jam berada dalam siklus non-REM.
"Bila siklus ini terganggu, pertumbuhan fisik bayi juga ikut Soedjatmiko menambahkan, hingga 2-3 tahun pertama sejak kelahirannya, orang tua perlu memastikan siklus REM dan non-REM bayi tidak terganggu."