REPUBLIKA.CO.ID, Di kehamilan pertama, mungkin Anda sudah merasakan gerakan janin sejak bulan ke-4. “Itu karena ibu sudah punya pengalaman sebelumnya maka dia lebih sensitif terhadap gerakan janin di dalam perut. Sebenarnya tidak ada perbedaan,” kata Dr. Rino Bonti Tri Hadma Shanti, SpOG, spesialis kandungan dari SamMarie Family Healthcare, Jakarta, dikutip dari www.parentsindonesia.com.
“Pada umumnya tendangan pertama bayi bisa dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 19-20 minggu,” kata dokter yang biasa disapa Dr. Bonti itu. Pada bulan ke-3 kehamilan, gerakan janin terasa seperti gelembung kecil atau sapuan halus pada rahim. Bagi ibu yang hamil kali pertama, pengalaman itu kerap dimaknai sebagai gas yang terkumpul di dalam usus.
Lebih cepat lelah
Kehilangan kekencangan otot dan peregangan jaringan ikat yang menopang rahim–kedua perubahan itu Anda dapatkan dari kehamilan pertama–juga dapat memicu nyeri. Ditambah kesibukan Anda mengasuh anak pertama yang masih batita atau balita, rasa lelah mungkin semakin berlipat ganda. Keluhan paling sering diungkapkan wanita hamil anak kedua adalah nyeri tulang punggung.
Berkonsultasilah kepada dokter seputar aktivitas fisik yang boleh Anda lakukan untuk mengurangi nyeri punggung. Selain itu, lakukan pencegahan berikut dalam keseharian Anda:
- Hindari mengangkat beban berat
- Saat berdiri, jaga otot di punggung bawah tetap rileks dengan menekuk lutut
- Saat beristirahat, berbaringlah dalam posisi miring dengan mengapit bantal di antara dua kaki
- Saat duduk untuk waktu agak lama, kurangi tekanan di bagian bawah tulang belakang dengan mengistirahatkan kaki di kursi pendek
Perhatikan riwayat kehamilan sebelumnya
Jika Anda mengalami diabetes gestasional, pre-eklampsia, atau masalah kesehatan lain pada kehamilan pertama, segera diskusikan dengan dokter kandungan. “Kondisi itu tidak selalu terulang pada kehamilan kedua, tapi perhatian ekstra perlu diberikan. Konsultasikan penggunaan vitamin kehamilan, konsumsi antioksidan, atau pencegahan maupun penanganan lain kepada dokter,” kata Dr. Bonti.