Selasa 31 Mar 2015 17:01 WIB

Petunjuk dari Obsesi Anak

Anak bermain lego
Foto: pixabay
Anak bermain lego

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Anda menyaksikan anak menghabiskan waktu berjam-jam membangun kota dari balok susun atau menghapal spesies kucing, mungkin Anda bertanya apa arti ketertarikan itu bagi masa depannya. Jangan langsung menyimpulkan kelak dia akan berkarier menjadi arsitek atau dokter hewan.

Memang benar, Rafael Nadal mulai menampakkan kecintaan bermain tenis pada usia 4 tahun dan pada usia itu juga Rachel Ray sudah bisa membalikkan makanan dengan spatula. Namun rata-rata, hobi balita hanya bertahan kurang dari setahun, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Sebagian anak meninggalkan hobinya saat mereka masuk sekolah dasar, ketika dia berkenalan dengan objek-objek lain yang mungkin lebih menarik minatnya. Sementara ada kelompok anak yang mengubah ketertarikan dengan objek lain yang masih berhubungan (berubah dari dinosaurus menjadi reptil).

Di luar semua itu, obsesi bisa menjadi petunjuk potensi tersembunyi anak. Jika dia suka bermain puzzle, bisa jadi kelak dia menyerap pelajaran matematika dengan cepat. Anak yang suka menggambar dan bermusik cenderung tumbuh menjadi anak berjiwa bebas dan tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap pekerjaan mereka. Dan anak yang senang mengingat fakta (misalnya statistik olahraga) akan mendalami sebuah topik dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang kuat.

Titik-titik tersebut akan lebih mudah dihubungkan di masa depan–ketika anak Anda sudah beranjak dewasa dan punya tujuan karir serta ketertarikan dalam hidup yang tertata. Untuk saat ini, biarkan dia terobsesi dan nikmati semua pembelajaran–entah itu soal jembatan, serangga, atau Titanic–yang Anda dan si kecilkan dapatkan dalam keseharian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement