Ahad 22 Dec 2024 13:08 WIB

Mau Anak Cerdas? Ini Dia Tipsnya dari Ahli

Orang tua harus paham bahwa setiap anak punya bakat berbeda.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Talkshow bertajuk Warisan Cinta: Peran Ibu dalam Membangun Jalan Menuju Kesuksesan dalam acara Jakarta Mothers Day di kawasan SCBD, Jakarta, pada Ahad (22/12/2024).
Foto: Dok. Republika
Talkshow bertajuk Warisan Cinta: Peran Ibu dalam Membangun Jalan Menuju Kesuksesan dalam acara Jakarta Mothers Day di kawasan SCBD, Jakarta, pada Ahad (22/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak, Yuni Astria, mengungkap strategi untuk membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan cerdas. Hal pertama yang harus dipenuhi adalah memberikan asupan nutrisi yang cukup dan sesuai dengan jenjang usia anak.

Asupan nutrisi tersebut antara lain terdiri atas makanan pokok seperti bubur atau nasi, protein hewani, protein nabati, sayur dan buah. "Strategi utama tentu nutrisinya harus dilengkapi, termasuk memberikan makanan variatif. Orang tua harus memastikan itu dipenuhi, apalagi untuk anak yang usianya di bawah 5 tahun, itu akan menentukan masa depannya," kata Dokter Yuni dalam talkshow Jakarta Mother's Day yang digelar Republika di SCBD Weekland, Jakarta, Ahad (22/12/2024).

Baca Juga

Merujuk laman Kementerian Kesehatan, anak usia 2-5 tahun membutuhkan sekitar 1.350 hingga 1.400 kkal per hari. Dengan frekuensi makan yaitu makan utama sebanyak 3-4 kali sehari, dan makanan selingan selama 1-2 kali sehari sesuai kebutuhan dan nafsu makan anak. Contoh menu makanannya adalah nasi dengan ayam goreng dan tumis labu siam wortel untuk satu kali makan anak.

Selain nutrisi, strategi kedua yang perlu dilakukan orang tua adalah memberikan stimulasi sesuai dengan jenjang anak. Mulai dari stimulasi taktil, auditori, visual, kognitif, dan lainnya. Sebagai acuan, dia menyarankan orang tua untuk mengikuti panduan dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA).

"Memang orang tua harus mau belajar. Kalau mau lebih mudah, bisa cek di buku KIA di situ ada panduannya, lengkap. Dan orang tua juga bisa mengukur perkembangan anak melalui KIA itu," kata dokter Yuni.

Strategi terakhir adalah pola asuh yang bijaksana dan sehat, di mana orang tua bisa mendidik anak tanpa harus marah-marah, membandingkan, dan merendahkan anak. Orang tua juga diminta untuk tidak egois dan tidak memaksakan anak dengan obsesi ayah-ibunya.

"Orang tua harus paham bahwa setiap anak punya bakat berbeda. Jadi definisi cerdas setiap anak juga beda, tidak perlu memaksakan pada satu hal, karena bisa jadi anak kita bakatnya di bidang lain," kata dr Yuni.

Sementara itu, untuk bisa menerapkan pola asuh gentle, dokter Yuni menyarankan orang tua untuk sehat secara mental. "Bapak dan juga harus sehat mental, karena kalau bapak ibunya sedih anak lebih sedih, kalau bapak ibunya suka marah, anak juga akan tertekan, yang nantinya akan menghambat tumbuh kembang dan kecerdasan anak," kata dia.

Jakarta Mother’s Day (JMD) 2024 digelar di SCBD Weekland, Jakarta pada Ahad, 22 Desember. Sejumlah acara yang dihadirkan antara lain talkshow “Warisan Cinta: Peran Ibu dalam Membangun Jalan Menuju Kesuksesan” yang menghadirkan narasumber psikolog Helena Kristina Leman, dokter spesialis anak, Yuni Astria dan influencer Namira Monda.

Selain talkshow, JMD 2024 juga menyediakan berbagai kegiatan seperti bazar kuliner, kid’s corner, hingga demo masak. Acara ini terselenggara atas dukungan dari sponsor yakni Artha Graha Peduli, Artha Graha Network, PT Creative Event Entertainment, dan Pertamina Hulu Energi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement