Jumat 06 Mar 2015 16:25 WIB

Persalinan di Rumah Lebih Berisiko?

Bayi yang baru dilahirkan
Foto: parentmap
Bayi yang baru dilahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah persalinan rumahan di Amerika Serikat meningkat pesat selama datu dekade terakhir. Sebuah penelitian besar memakai data Centers for Disease Control tentang 14 juta kematian neonatal atau kematian bayi yang terjadi saat baru dilahirkan sampai 28 hari setelah persalinan. Hasilnya, jumlah kematian neonatal pada persalinan rumah jauh lebih besar dibandingkan persalinan di rumah sakit.

Para peneliti New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center menemukan bahwa tingkat kematian neonatal dengan bantuan bidan rumah sakit berkisar 3,2 per 1.000 kelahiran hidup dan 12,6 kematian di persalinan rumah yang dibantu bidan. Kematian neonatal pada persalinan di rumah menjadi lebih besar pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, yakni 21,9 per 1.000 kelahiran hidup.

"Risikonya meningkat sekitar 7 kali lipat jika persalinannya adalah yang pertama bagi ibu dan meningkat menjadi 10 kali lipat pada kelahiran di bawah 41 minggu, kata Amos Grunebaum, penulis penelitian itu, dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Berdasarkan data kelahiran tahun 2012, para peneliti menyimpulkan bahwa jika persalinan di rumah dengan bantuan bidan meningkat 10 persen per tahun seperti sekarang ini, diperkirakan kematian neonatal pada persalinan rumahan dengan bantuan bidan bisa mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup pada 2016.

Berdasarkan temuannya itu, para penulis studi,  Amos Grunebaum, Kate Sapra, dan Frank Chervenak, menyatakan bahwa para dokter memiliki kewajiban etis untuk mengemukakan kepada pasien yang berencana bersalin di rumah dan merekomendasi untuk tidak melakukannya. Di sisi lain, rumah sakit juga harus menciptakan suasana persalinan yang ramah dan nyaman. Kedua hal ini biasanya yang mendorong para ibu merencanakan melahirkan di rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement