Ahad 08 Feb 2015 13:02 WIB

Suami, Jangan Minder Kala Penghasilan Istri Lebih Besar

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi setiap keluarga.
Foto: Republika/Prayogi
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi setiap keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, Di zaman ketika harga-harga kebutuhan mudah sekali naik tapi susah turun, banyak istri yang memutuskan untuk ikut bekerja dan berkontribusi dalam pemasukan rumah tangga. Kesempatan bekerja yang terbuka juga memberikan peluang bagi para perempuan untuk berkarier dan berprestasi. Hingga akhirnya turut menyumbang pendapatan rumah tangga.

Tetapi tugas suami sebagai pencari nafkah utama tentu tidak berpindah begitu saja, bahkan ketika istrinya memiliki penghasilan yang lebih besar. Lalu bagaimana menghadapi pendapatan istri yang lebih besar?

Jangan segan membahas masalah keuangan dengan pasangan

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi setiap keluarga. Tetapi justru masalah keuangan ini yang paling mungkin didiskusikan terbuka karena sudah ada batasnya.

Berbeda dengan masalah emosi atau perasaan yang sangat subyektif, masalah keuangan memiliki batas sebesar penghasilan yang dimiliki. Bicarakan unek-unek dengan pasangan jika ada yang tidak cocok dalam pengelolaan keuangan keluarga, mungkin salah satu terlalu boros atau justru terlalu irit.

Saling terbuka

Keterbukaan keuangan sebaiknya dimulai sebelum menikah agar masing-masing jelas dari mana sumber penghasilannya, terutama dari sumber yang jelas kehalalannya. Perlu juga dijelaskan bagaimana pola pengeluaran pribadi masing-masing, misalnya untuk pulsa, kosmetik, ke kafe dan nongkrong, dan lainnya yang berbeda tiap individu.

Jika pengeluaran pribadi sampai akan mengganggu keuangan rumah tangga tentu harus ada yang disesuaikan. Kebanyakan pihak suami merasa istrinya terlalu suka berbelanja.

Terbukalah dengan aset maupun utang masing-masing

Jika sebelum menikah sudah memiliki aset maupun utang atas nama sendiri, perlu dijelaskan kepada pasangan. Hal ini bermanfaat dalam penentuan status aset maupun utang, apakah termasuk harta ataupun utang bersama.

Selain itu, agar tidak terjadi salah paham jika salah satu pihak merasa bahwa pasangannya terlalu banyak menghabiskan penghasilan untuk utang yang dibuat sebelum menikah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement