Ahad 08 Feb 2015 13:22 WIB

Lakukan Ini Ketika Gaji Istri Lebih Besar

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Pasangan suami istri/ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pasangan suami istri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Keterbukaan dalam rumah tangga adalah prinsip yang penting dipegang setiap pasangan. Terutama terkait kondisi keuangan suami istri.

Dalam era modern ketika para istri turut mencari nafkah di luar rumah, istri yang berpendapatan lebih tinggi bukan hal aneh. Yang perlu diperhatikan adalah ketika isu tersebut menjadi masalah dalam rumah tangga.

Bagi para suami, bagaimana menghadapi pendapatan istri yang lebih besar?

Jelaskan tujuan keuangan pribadi dan selaraskan tujuan keuangan bersama

Setelah menikah pun seharusnya setiap individu tidak kehilangan identitasnya. Termasuk dalam pencapaian tujuan-tujuan keuangan pribadi, yang bahkan tidak berhubungan dengan tujuan keuanhan keluarga. Contoh, istri ingin memiliki tas merek tertentu dengan harga sekian. Jika tidak ingin keuangan keluarga terganggu, maka bisa menabung dari penghasilan pribadi yang diambil dari pos senang-senang.

Atau jika istri tidak bekerja, bisa ditabung dari uang nafkah dari suami yang menjadi hak istri. Contoh lain, suami ingin memiliki mobil radio control dengan harga tertentu, sebaiknya tidak mengurangi jatah yang dipakai untuk keperluan rumah tangga tetapi bisa diambil dari alokasi dana senang-senang suami.

Sedangkan contoh tujuan keuangan keluarga misalnya, kesepakatan atas pembelian rumah maupun kendaraan. Bagaimana rumah yang ingin dibeli, berapa harganya, bagaimana pembiayaannya, dan lain sebagainya, inilah yang harus menemukan kata sepakat karena berkaitan dengan keinginan pasangan. Tetapi semua tujuan keuangan pribadi maupun keluarga tetap berbatas pada kemampuan.

Buat kesepakatan alokasi pengeluaran

Jika istri justru memiliki penghasilan lebih besar dari suami, jangan berkecil hati. Tetaplah memikul tanggung jawab menafkahi keluarga dan diskusikan dengan istri batas kemampuan yang ada.

Buat kesepakatan akan digunakan untuk apa saja penghasilan istri maupun suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, baik masa lalu (utang), masa kini (pengeluaran rutin), maupun masa depan (tujuan-tujuan keuangan jangka panjang). Contoh, suami membayar cicilan KPR sementara istri bertanggung jawab atas pengeluaran rutin rumah tangga.

Jangan minder

Ketika sudah menikah dan tidak memiliki perjanjian kawin, maka semua harta yang dihasilkan selama pernikahan adalah harta bersama. Menikah juga berarti menyatukan dua pintu rezeki.

Jika ternyata istri memiliki penghasilan lebih besar, mungkin memang pintu rejeki keluarga terbuka lebih lebar melalui istri. Sehingga buang jauh-jauh perasaan minder. Di sisi lain istri juga harus tetap menghargai suami sebagai kepala rumah tangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement