Rabu 29 Oct 2014 10:15 WIB

Sembilan Urusan yang Perlu Dibicarakan Sebelum Menikah (1)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sebelum menikah sebaiknya pasangan membahas dulu beberapa hal yang sifatnya prinsipal.
Foto: Prayogi/Republika
Sebelum menikah sebaiknya pasangan membahas dulu beberapa hal yang sifatnya prinsipal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbicara secara terbuka tentang tantangan hidup setelah menikah akan membuat Anda dan pasangan lebih terencana dalam berumah tangga. Hubungan kemudian bisa terjalin lebih bahagia dengan dasar yang kuat.

Keselarasan merupakan nilai kunci. Setelah menikah, Anda akan terikat dengan pasangan, secara internal dan eksternal. Oleh karena itu ada baiknya Anda dan pasangan membicarakan sembilan hal berikut ini ketika memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat, dilansir dari Marie Claire, Rabu (29/10).

1. Uang

Bagaimana kalian menangani uang setelah menikah? Aset, gaji, jumlah warisan. Apa yang terjadi jika salah satu dari Anda kehilangan pekerjaan tiba-tiba? Menikah berarti Anda dan pasangan adalah satu tim dan harus menyingkirkan perdebatan besar tentang keuangan. Salah satu penyebab banyaknya pasangan bercerai masa kini adalah uang.

2. Anak

Apakah Anda dan pasangan ingin punya anak? Kapan? Bagaimana? Berapa banyak? Apa nilai, cita-cita, dan pendidikan yang Anda ingin mereka jalani? Apakah akan ada orang tua yang tinggal di rumah (biasanya wanita) untuk fokus mengurus anak dan wajib meninggalkan pekerjaan dan kariernya demi buah hati?

3. Beban kerja

Ini mengacu pada semua pekerjaan rumah. Bagaimana pembagiannya? Apakah seluruh pekerjaan rumah harus diselesaikan oleh istri? Anda bisa mendiskusikan hal-hal ini sekecil mungkin, misalnya siapa yang akan mengepel rumah, membersihkan toilet, membuang sampah, atau menyapu rumah.

4. Anggota keluarga

Bagaimana Anda dan pasangan mengantisipasi keterlibatan mertua, saudara kandung, dan anggota keluarga lainnya dalam hubungan pernikahan Anda? Apakah Anda dan pasangan harus mengunjungi mereka setiap akhir pekan? Sebulan sekali? Atau 2-3 kali setahun? Ini bisa menjadi percakapan sangat penting, terutama jika pasangan Anda adalah anak tunggal atau anak dari keluarga kecil yang hanya memiliki satu atau dua saudara kandung.

5. Orang tua lansia

Sampai di titik tertentu, pembicaraan ini akan menjadi relevan. Jika Anda dan pasangan saat ini masih berusia 20 tahunan, maka kemungkinan pembahasan ini akan Anda lakukan diusia 40 tahunan, ketika kedua orang tua dari pihak Anda atau pasangan semakin menua (lansia). Banyak pasangan menikah yang memutuskan mengurus orang tua suami atau istri dimasa tuanya. Apakah peran dan tanggung jawab menantu terhadap mertua? Ini juga perlu dibicarakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement