REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan ultraproses disebut menjadi penyebab utama pandemi penyakit kronis yang terkait dengan pola makan tidak sehat. Hal ini merujuk pada studi oleh 43 ilmuwan dan peneliti yang dipublikasikan di jurnal internasional The Lancet.
Makanan ultraproses meliputi produk seperti daging olahan, makanan siap saji dan sereal, es krim, keripik, biskuit, roti massal, dan minuman bersoda. Produk ini umumnya tinggi lemak jenuh, garam, gula, serta mengandung pemanis dan pengawet.
Para peneliti menekankan, konsumsi makanan ultraproses telah menggeser ruang untuk makanan bergizi sehingga berpotensi merusak kesehatan usus. Para peneliti juga menyoroti bahwa perusahaan makanan cenderung memprioritaskan keuntungan dari pada kesehatan masyarakat.
Menurut mereka, beberapa negara memang telah mencoba mengontrol makanan ultraproses. Namun kebijakan yang ada dinilai masih tertinggal karena industri berupaya memengaruhi keputusan dan membingkai perdebatan kebijakan demi kepentingan mereka.
Salah satu peneliti, Prof Chris Van Tulleken dari University College London, mengatakan bahwa obesitas dan penyakit terkait pola makan buruk terus meningkat seiring tiga dekade reformulasi oleh industri makanan.
"Ini bukan diskusi soal produk tertentu, tapi seluruh pola makan kini menjadi ultraproses," kata Prof Van Tulleken seperti dilansir laman Sky News, Rabu (19/11/2025).
Namun, beberapa ahli yang tidak terlibat dalam studi tersebut menekankan perlunya penelitian lebih lanjut. Studi yang ada menunjukkan hubungan antara konsumsi makanan ultraproses dan kesehatan buruk, tetapi belum membuktikan sebab-akibat.
Studi sebelumnya yang dikutip British Heart Foundation menunjukkan makanan ultraproses terkait dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, strok, dan kematian dini. Sementara itu, metaanalisis 2023 yang diterbitkan di PubMed menyebutkan konsumsi makanan ultraproses dikaitkan dengan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kolorektal, payudara, dan pankreas. Untuk itu, masyarakat diimbau melakukan deteksi dini guna mencegah kegawatan dan keparahan penyakit.
View this post on Instagram