Selasa 09 Dec 2025 23:34 WIB

Obesitas Bukan Sekadar Berat Badan, Ini Rantai Setan Pengendali LDL dan Jantung

Risiko penyakit kardiovaskular yang tinggi pada pasien obesitas menuntut intervensi .

Rep: Array/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang mengalami penyakit kardiovaskular (ilustrasi). Dokter menjelaskan adanya keterkaitan erat yang membuat pengendalian kadar kolesterol jahat atau LDL (Low-Density Lipoprotein) menjadi jauh lebih kompleks ketika seseorang menderita sindrom metabolik.
Foto: www.freepik.com
Seseorang mengalami penyakit kardiovaskular (ilustrasi). Dokter menjelaskan adanya keterkaitan erat yang membuat pengendalian kadar kolesterol jahat atau LDL (Low-Density Lipoprotein) menjadi jauh lebih kompleks ketika seseorang menderita sindrom metabolik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar penyakit dalam dan kardiovaskular, Dr dr Birry Karim Sp.PD., K-KV., menjelaskan adanya keterkaitan erat yang membuat pengendalian kadar kolesterol jahat atau LDL (Low-Density Lipoprotein) menjadi jauh lebih kompleks ketika seseorang menderita sindrom metabolik. Sindrom metabolik sendiri sering kali berawal dari kondisi obesitas, menciptakan lingkaran setan yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kepala Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menyoroti kasus seorang pria berusia 43 tahun dengan berat 158 kg yang memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol tinggi, dan didiagnosis memiliki aritmia (gangguan irama jantung). "Pasien ini mengidap sindrom metabolik. Masalahnya bukan sekadar LDL tinggi, tapi juga aritmia, gagal jantung, dan risiko penyakit lain yang lebih berat," ujar dr Birry dalam sesi seminar di RS Medistra, Jakarta, Selasa (9/12/2025).

Baca Juga

Dia menyarankan agar pria tersebut segera mendapatkan penanganan medis. Dia pun menguraikan hubungan sebab-akibat yang terjadi antara obesitas dan masalah Kardiovaskular. Ia menjelaskan bahwa obesitas dapat menyebabkan Obstructive Sleep Apnea (OSA), gangguan pernapasan saat tidur, yang memicu kurangnya oksigen kronis.

Gangguan oksigenasi tersebut dapat secara langsung memicu timbulnya aritmia. Selain itu, obesitas secara umum juga meningkatkan risiko hipertensi dan gagal jantung kronis, yang kemudian dapat memicu aritmia, menciptakan lingkaran penyakit kardiovaskular yang semakin berat penanganannya.

Dokter Birry Karim juga menekankan kompleksitas penanganan aritmia pada pasien obesitas terkait tantangan regenerasi berat badan (berat badan naik kembali setelah turun) akibat ketidakseimbangan hormon, yang menjadi latar belakang pentingnya intervensi medis yang berkelanjutan.

Pesan utamanya, risiko penyakit kardiovaskular yang tinggi pada pasien obesitas menuntut intervensi serius. Dimulai dari modifikasi gaya hidup (olahraga dan pengaturan makan) hingga penanganan masalah penyerta seperti aritmia dan kepatuhan pada terapi medis.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement