Senin 27 Oct 2025 09:31 WIB

1 dari 3 Perempuan Usia 50 tahun ke Atas Alami Patah Tulang Akibat Osteoporosis

Puncak massa tulang dicapai pada usia 20 hingga 30 tahun.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita mengalami patah tulang akibat osteoporosis (ilustrasi). Penelitian International Osteoporosis Foundation (IOF) menunjukkan satu dari perempuan berusia 50 tahun ke atas mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Foto: Dok. Freepik
Wanita mengalami patah tulang akibat osteoporosis (ilustrasi). Penelitian International Osteoporosis Foundation (IOF) menunjukkan satu dari perempuan berusia 50 tahun ke atas mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Patah tulang sering kali dianggap sebagai risiko kecelakaan, padahal di baliknya bisa bersembunyi "pencuri diam-diam" yang menggerogoti tulang yaitu osteoporosis. Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Universitas Indonesia (UI), dr Aldico Juniarto Sapardan, Sp.OT. CF., mengingatkan bahwa penyakit keropos tulang ini bukan hanya masalah usia lanjut, melainkan risiko progresif yang harus diatasi sejak usia muda.

“Puncak massa tulang dicapai pada usia 20 hingga 30 tahun. Masa ini menjadi aspek penting untuk mencegah osteoporosis. Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar,” kata dr Aldico di Jakarta, pada pekan lalu.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Pada diskusi bertema "The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today", ia mengatakan bahwa osteoporosis sering disebut silent disease karena biasanya baru diketahui setelah penderita mengalami fraktur. Menurut dia, kekurangan kalsium membuat tubuh mengambil cadangan mineral tersebut dari tulang.

Bila berlangsung lama, massa tulang akan menurun dan berujung pada osteoporosis. Selain berdampak pada kesehatan, dr Aldico mengingatkan bahwa osteoporosis juga membawa beban sosial dan ekonomi yang besar.

“Patah tulang akibat osteoporosis dapat membuat seseorang kehilangan kemandirian. Sekitar 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri, dan 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah patah tulang panggul,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement