REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi Covid-19 selama masa kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami autisme dan gangguan perkembangan saraf lainnya. Hal ini diungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat.
Dilansir dari CNN, Sabtu (1/11/2025), dalam studi yang melibatkan lebih dari 18 ribu kelahiran di sistem kesehatan Mass General Brigham antara Maret 2020 hingga Mei 2021, peneliti menelusuri catatan medis hasil tes Covid-19 para ibu dan diagnosis perkembangan saraf pada anak-anak mereka hingga usia tiga tahun.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang pernah terinfeksi Covid-19 selama hamil memiliki kemungkinan 16 persen lebih tinggi didiagnosis dengan gangguan perkembangan saraf dibandingkan anak dari ibu yang tidak terinfeksi, yaitu sekitar 1,3 kali lipat setelah memperhitungkan faktor risiko lainnya.
Risiko ini lebih menonjol pada anak laki-laki dan pada kasus di mana sang ibu terinfeksi selama trimester ketiga kehamilan atau periode yang disebut sebagai masa krusial bagi perkembangan otak janin. Penulis studi menjelaskan, otak janin laki-laki lebih rentan terhadap respons imun ibu.
Gangguan yang paling sering terdiagnosis termasuk keterlambatan perkembangan bicara dan motorik, serta autisme. Sekitar 2,7 persen anak dari ibu yang terinfeksi Covid-19 saat hamil didiagnosis autisme, dibandingkan dengan 1,1 persen pada kelompok lainnya. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology pada Jumat (31/10/2025).
“Kesadaran orang tua tentang potensi dampak infeksi Covid-19 pada perkembangan saraf anak sangat penting,” ujar dr Lydia Shook, spesialis kedokteran ibu dan janin di Massachusetts General Hospital sekaligus penulis utama studi. “Dengan memahami risikonya, orang tua dapat lebih cepat melakukan evaluasi dan mendukung tumbuh kembang anak.”
Sekitar 93 persen ibu dalam penelitian ini belum menerima vaksin Covid-19, karena studi dilakukan pada awal masa pandemi sebelum vaksin tersedia secara luas. Menurut para peneliti, kondisi ini membantu mereka menelusuri hubungan antara infeksi SARS-CoV-2 dan perkembangan saraf anak dalam populasi yang belum divaksinasi.
Dr Andrea Edlow, penulis senior penelitian tersebut, menegaskan pentingnya pencegahan infeksi Covid-19 selama kehamilan. “Temuan ini menyoroti bahwa Covid-19, seperti banyak infeksi lain saat kehamilan, dapat berdampak tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada perkembangan otak janin,” ujarnya. “Hasil ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap vaksin, termasuk vaksin Covid-19.”
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, 1 dari 31 anak di Amerika Serikat didiagnosis autisme pada usia 8 tahun pada 2022 atau meningkat dari 1 dari 36 anak pada 2020. Para ahli menilai peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan deteksi dini terhadap kondisi tersebut.
View this post on Instagram