Rabu 01 Oct 2025 04:28 WIB

Ini Risiko Konsumsi Minuman Energi Berlebihan pada Anak Muda

Menurut dokter, kasus gagal jantung akibat konsumsi minuman energi bukan hal baru.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Minuman berenergi (ilustrasi). Dokter mengungkapkan konsumsi minuman energi secara berlebihan berisiko bagi kesehatan jantung, khususnya pada anak muda.
Foto: pixabay
Minuman berenergi (ilustrasi). Dokter mengungkapkan konsumsi minuman energi secara berlebihan berisiko bagi kesehatan jantung, khususnya pada anak muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam dr Christy Efiyanti mengungkapkan konsumsi minuman energi secara berlebihan berisiko bagi kesehatan jantung, khususnya pada anak muda. Peringatan ini ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh setiap 29 September.

Hari Jantung Sedunia menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran bahwa penyakit jantung bukan lagi ancaman bagi usia lanjut. Pola hidup modern mulai dari konsumsi minuman energi berlebihan, bergadang, hingga kurang berolahraga kini membuat generasi muda semakin rentan terserang penyakit jantung.

Baca Juga

Christy mengatakan kasus gagal jantung akibat konsumsi minuman energi bukanlah hal baru. Fenomena ini telah dilaporkan di berbagai negara, termasuk Indonesia, seiring tren penggunaan minuman energi untuk menunjang stamina kerja maupun aktivitas.

"Salah satu kasus, pasien berusia 21 tahun mengalami gagal jantung setelah rutin mengonsumsi empat kaleng minuman energi setiap hari. Kandungan kafein dalam jumlah besar dapat memicu gangguan irama jantung yang berujung pada gagal jantung jika tidak segera ditangani," kata dr Christy dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (1/10/2025).

la menekankan, risiko ini bisa menimpa siapa saja, sehingga perlu ada peringatan yang jelas pada label minuman energi tentang potensi bahaya bagi jantung bila dikonsumsi berlebihan. Dia juga mengingatkan kombinasi kebiasaan buruk anak muda seperti bergadang, konsumsi makanan cepat saji, merokok atau vape, serta jarang berolahraga semakin meningkatkan risiko gangguan jantung.

"Olahraga rutin adalah kunci yang sering dianggap klise, padahal justru itulah penyelamat hidup. Dengan berolahraga, kita bisa menjaga fungsi jantung sekaligus mencegah sarkopenia dan osteoporosis di usia tua," kata dia.

Menurutnya, menjaga kualitas hidup harus dimulai dari hal-hal sederhana namun konsisten yakni pola makan sehat, olahraga rutin, cukup minum air putih, menghindari gaya hidup sedentari, mencegah obesitas, serta tidak merokok. "Tidak ada tawar-menawar untuk hidup sehat. Itu investasi seumur hidup agar jantung tetap prima, hati tetap sehat, dan tubuh terbebas dari risiko penyakit kronis," ujar dr Christy.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement