Selasa 23 Sep 2025 08:35 WIB

Dapur Kita Penuh Mikroplastik, Begini Cara Kurangi Konsumsinya

Paparan mikroplastik bisa datang dari berbagai sumber.

Ilustrasi mikroplastik.
Foto: wikimedia
Ilustrasi mikroplastik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mikroplastik kini ditemukan di hampir semua aspek dapur dan makanan. Partikel plastik berukuran sangat kecil ini bisa mengelupas dari peralatan masak, keluar dari botol minuman, hingga masuk ke dalam daging, sayuran, bahkan kuning telur.

Meski tak kasatmata, ratusan partikel mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan sehari-hari. Peneliti menyebut, saat daging dimasak di atas wajan, partikel mikroplastik yang menempel dapat meleleh, menyerap ke dalam makanan, lalu mengeras kembali ketika makanan mendingin di piring.

Baca Juga

Dikutip dari BBC, Selasa (23/9/2025), mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, sementara nanoplastik berukuran antara 1 hingga 1.000 nanometer. Keduanya kini terbukti hadir di berbagai makanan: mulai dari buah, sayuran, roti, madu, telur, susu, ikan, hingga daging.

Sebuah studi yang melibatkan 109 negara menemukan konsumsi mikroplastik masyarakat pada 2018 sudah enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan 1990. Tanaman dapat menyerap mikroplastik dari tanah, sementara hewan ternak bisa terpapar melalui pakan.

Di dapur, paparan mikroplastik juga bisa datang dari berbagai sumber. Misalnya, talenan plastik yang tergores, spons cuci piring sekali pakai, hingga wadah makanan yang dipanaskan di microwave. Studi menunjukkan, memanaskan wadah plastik selama tiga menit bisa melepaskan hingga miliaran partikel mikroplastik dan nanoplastik.

Beberapa langkah bisa membantu mengurangi paparan. Membilas beras sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan mikroplastik 20–40 persen. Mencuci ikan atau daging juga bisa menurunkan jumlah mikroplastik, meski tidak sepenuhnya menghilangkan. Para pakar juga menyarankan memilih makanan segar dan utuh dibanding makanan ultra-proses, yang cenderung lebih terkontaminasi plastik selama proses pabrik.

Air minum juga menjadi sumber utama mikroplastik. Studi di Inggris menemukan partikel plastik di semua sampel air keran yang diuji. Botol plastik sekali pakai bahkan melepaskan lebih banyak mikroplastik, terutama dari tutupnya. Penggunaan filter karbon sederhana di rumah disebut bisa menyaring hingga 90 persen mikroplastik dalam air.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa mengurangi plastik di dapur bukan berarti membuang semua peralatan berbahan plastik. “Fokuslah pada peralatan yang sudah rusak, tergores, atau terkelupas. Saat mengganti, pilih alternatif yang lebih aman seperti kaca atau baja nirkarat,” kata Vilde Snekkevik, peneliti mikroplastik dari Norwegian Institute for Water Research.

Meski riset mengenai dampak kesehatan mikroplastik pada manusia masih terbatas, sejumlah penelitian menemukan partikel plastik sudah terdeteksi di berbagai organ tubuh, termasuk darah, otak, plasenta, hingga pembuluh darah. Beberapa ilmuwan khawatir mikroplastik dapat memengaruhi sistem imun dan kesehatan jangka panjang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement