Selasa 19 Aug 2025 17:57 WIB

Cara Tepat Obati Luka, Dokter Bilang Jangan Pakai Odol

Masih suka mengobati luka pakai odol? Baca nih apa kata dokter.

Rep: Mg161/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita mengoleskan odol pada luka (ilustrasi).
Foto: Dok. Freepik
Seorang wanita mengoleskan odol pada luka (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir setiap orang, tanpa memandang usia atau aktivitas, mungkin pernah mengalami luka pada tubuh. Luka bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari terjatuh, teriris pisau di dapur, atau kecelakaan kecil lainnya. Meskipun terlihat sepele, luka yang dibiarkan terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi mikroba berbahaya seperti jamur, virus, dan bakteri yang tak terlihat oleh mata.

Profesional health educator dr Gia Pratama menekankan pentingnya peran sel darah putih atau leukosit dalam mencegah infeksi. “Ketika kulit terbuka, akan ada darah, kita harus membantu leukosit (sel darah putih) untuk membantu mencegah banyaknya mikroba yang masuk ke dalam pembuluh darah,” ujarnya pada konferensi pers #BeUnstoppable 50 Years Stories for Indonesia pada Selasa (19/8/2025).

Baca Juga

Sayangnya, masih banyak yang melakukan pertolongan pertama yang tidak tepat saat menghadapi luka. Dia mencontohkan praktik yang sering dilakukan masyarakat yaitu mengoleskan bahan-bahan rumah tangga seperti odol pada luka. “Luka itu dikasih apa aja ditempelin, selain antiseptik, contohnya odol, apa saja yang ada di rumah diolesin, justru hal ini tidak membantu sama sekali, malah memperparah,” ujarnya.

Praktik-praktik semacam ini dinilainya bukannya membantu, malah dapat memperburuk kondisi luka. Menurut dr Gia, langkah pertama yang benar adalah membersihkan luka dengan air. Namun, ia mengingatkan bahwa air saja tidak cukup.

“Air memang penting, tapi kurang. Belum cukup,” katanya.

Air memang bisa membersihkan kotoran yang terlihat, tetapi tidak efektif dalam membasmi mikroba yang bersembunyi di dalam luka. Oleh karena itu, langkah selanjutnya dan yang paling krusial adalah pemberian antiseptik. Antiseptik yang mengandung Povidone-Iodine, misalnya, berfungsi membantu sel darah putih dalam tubuh mencegah masuknya mikroba tanpa mengganggu proses alami regenerasi kulit.

Pemberian antiseptik sangat penting karena jika tidak ditangani sejak awal, luka bisa menyebar dan menjadi lebih parah. Dia juga menyebutkan bahwa kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes dapat menghambat proses regenerasi kulit, sehingga penanganan yang tepat sejak dini sangatlah krusial.

Setelah luka bersih dan diberi antiseptik, barulah luka bisa ditutup. Penutupan ini berfungsi sebagai penghalang tambahan untuk mencegah kotoran dan mikroba masuk kembali. Pentingnya antiseptik dalam kehidupan sehari-hari juga disuarakan oleh Country Head iNova Pharmaceuticals Indonesia, Benyamin Wuisan. Ia mengungkapkan komitmen perusahaannya untuk terus menjadi bagian dari rutinitas kesehatan keluarga Indonesia. “Kami terus beradaptasi dengan kebutuhan generasi berikutnya untuk keluarga Indonesia, lebih inklusif, lebih edukatif, dan tetap mudah diakses,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement