REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) akhirnya meminta maaf karena gagal membela sutradara Palestina peraih Oscar, Hamdan Ballal. Permintaan maaf ini datang setelah sejumlah bintang Hollywood, termasuk Joaquin Phoenix, Penelope Cruz, dan Richard Gere mengecam respons awal Academy yang dianggap terlalu lemah terhadap insiden tersebut.
Hamdan Ballal adalah salah satu sutradara No Other Land yang memenangkan film dokumenter terbaik di Academy Awards 2025. Pada awal pekan ini, Ballal diserang oleh para pemukim Israel di Tepi Barat dan sempat ditahan militer Israel.
Berbeda dengan sejumlah komunitas perfilman lain yang langsung mengecam insiden tersebut, Academy selaku penggagas Oscar, awalnya diam dan tidak mengeluarkan pernyataan. Baru pada Rabu (27/3/2025) mereka mengirim surat kepada anggotanya yang mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap seniman tetapi tanpa menyebut nama Ballal.
Pernyataan ini memunculkan protes internal. Pada Jumat pagi, lebih dari 600 anggota Academy menandatangani pernyataan yang mengkritik kepemimpinan organisasi penyelenggara Oscar tersebut.
“Tidak dapat dibenarkan bagi sebuah organisasi yang memberikan penghargaan kepada sebuah film di bulan Maret, lalu gagal membela pembuat filmnya hanya beberapa minggu kemudian,” demikian protes para anggota seperti dilansir laman Arab News, Sabtu (29/3/2025).
Mereka juga langsung mengecam serangan terhadap Ballal.
“Kami mengutuk keras serangan brutal dan penahanan ilegal terhadap sutradara Palestina pemenang Oscar, Hamdan Ballal, oleh pemukim dan pasukan Israel di Tepi Barat,” kata pernyataan para anggota.
Menyusul tekanan yang semakin besar, Dewan Academy mengadakan pertemuan darurat pada Jumat. Pada hari yang sama, mereka akhirnya mengeluarkan permintaan maaf secara resmi kepada Ballal.
“Kami menyesal karena gagal secara langsung menyebutkan nama Ballal dan filmnya dalam pernyataan sebelumnya,” kata Academy.
Film No Other Land mengisahkan penggusuran paksa warga Palestina oleh tentara dan pemukim di Masafer Yatta, wilayah yang telah dinyatakan sebagai zona militer terbatas oleh Israel sejak 1980-an. Meskipun memenangkan Oscar, film tersebut kesulitan mendapatkan distributor utama di AS.
Selama ditahan di pusat militer Israel, Ballal mendengar para tentara menyebut namanya bersamaan dengan kata “Oscar” saat pergantian shift. Ballal kemudian dibebaskan pada Selasa (26/3/2025), sehari setelah ditangkap atas tuduhan melempar batu.
Yuval Abraham, yang juga menjadi salah satu sutradara No Other Land, sebelumnya mengecam Academy karena tidak bisa melindungi sutradara peraih Oscar dari kekerasan.