Selasa 03 Jun 2025 11:15 WIB

Militer Israel Cegah Wartawan Masuk Desa Tuwani, Lokasi Film Pemenang Oscar

Kemenangan film No Other Land tak membawa perubahan nyata.

Basel Adra (kiri) dan Yuval Abraham (kanan) menerima Piala Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik untuk No Other Land di Academy Awards ke-97 di Dolby Theatre di AS pada Ahad (3/3/2025).
Foto: DOK. EPA-EFE/ALLISON DINNER
Basel Adra (kiri) dan Yuval Abraham (kanan) menerima Piala Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik untuk No Other Land di Academy Awards ke-97 di Dolby Theatre di AS pada Ahad (3/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TUWANI -- Pasukan Israel pada Senin (3/6/2025) mencegah rombongan wartawan internasional memasuki Desa Tuwani di wilayah pendudukan Tepi Barat Palestina. Desa tersebut merupakan kampung halaman sutradara Palestina, Basel Adra, yang baru-baru ini memenangkan Piala Oscar lewat film dokumenter No Other Land.

Rombongan jurnalis datang atas undangan Adra dan sutradara Israel, Yuval Abraham, untuk meliput peningkatan aksi kekerasan dan penghancuran rumah oleh pemukim Israel di wilayah Masafer Yatta. Namun, mereka dihadang oleh tentara Israel di pintu masuk desa.

Baca Juga

"Ini contoh yang sangat jelas bagaimana otoritas Israel terlibat langsung dalam kekerasan terhadap warga Palestina," kata Abraham, dilansir dari Malay Mail, Selasa (3/6/2025).

Adra menambahkan, situasi di kampung halamannya kian memburuk. "Kekerasan oleh pemukim meningkat drastis. Jumlah rumah, sekolah, dan properti kami yang dihancurkan oleh tentara Israel juga naik sangat tajam," ungkapnya.

Tentara Israel berdalih mereka memiliki surat perintah untuk mendirikan pos pemeriksaan sementara guna menjaga ketertiban umum dan mencegah bentrokan antara pemukim dan warga Palestina. Namun, banyak pihak menilai alasan tersebut tidak berdasar dan merupakan upaya sistematis membungkam suara warga Palestina.

Film No Other Land mengangkat kisah pengusiran paksa warga Palestina di Masafer Yatta, wilayah yang dinyatakan sebagai zona militer oleh Israel sejak 1980-an. Film tersebut menuai pengakuan dunia internasional setelah meraih penghargaan tertinggi di Festival Film Berlinale 2024 dan Piala Oscar 2025.

Menurut Adra, baru pekan lalu pemukim Israel masuk ke permukiman Palestina di Khallet al-Dabaa, yang telah dihancurkan oleh militer Israel pada awal Mei. Israel mengganggu warga yang masih bertahan di sana.

Abraham menegaskan tindakan tentara yang menghalangi wartawan masuk ke Tuwani adalah bentuk nyata keterlibatan negara dalam kekerasan pemukim. "Sering kali mereka tidak hanya diam, tapi juga ikut terlibat dalam kekerasan tersebut," ujarnya.

Sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023, situasi di Tepi Barat juga memanas. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 937 warga Palestina tewas akibat tindakan militer Israel dan kekerasan pemukim hingga pertengahan 2025. Sementara itu, OCHA, lembaga kemanusiaan PBB, mencatat sedikitnya 220 warga Palestina terluka akibat serangan pemukim sejak awal tahun ini.

Di sisi lain, bentrokan dan serangan dari pihak Palestina di Tepi Barat dalam periode yang sama telah menewaskan 35 warga Israel, termasuk personel militer, menurut data resmi.

Meski No Other Land telah membuka mata dunia, Abraham merasa perubahan nyata belum terlihat. "Sayangnya, dunia kini tahu, tapi tak ada tindakan," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement