REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Girl group K-Pop Le Sserafim terus-menerus diserang dalam beberapa pekan terakhir. Di tengah perselisihan yang sedang berlangsung antara perusahaan induknya, Hybe, dengan CEO Ador, Min Hee Jin, beberapa grup Hybe memang menjadi sasaran kritik publik.
Tidak terkecuali dengan Le Sserafim. Dikutip dari laman Koreaboo, Ahad (5/5/2024), kini grup beranggotakan Sakura, Kim Chae-won, Huh Yun-jin, Kazuha, dan Hong Eun-chae itu menghadapi tudingan bahwa karya mereka berkaitan dengan propaganda Jepang.
Rumor itu mencuat setelah adanya analisis warganet terhadap salah satu rilisan musik Le Sserafim, tepatnya pada video klip lagu "Burn the Bridge". Lagu itu mendapat perhatian besar di ruang daring setelah ada klaim bahwa videonya berkaitan dengan propaganda Jepang.
Menurut analisis tersebut, propaganda terlihat dari adegan pembuka video, berupa genangan darah di lantai putih dengan narasi Jepang sebagai latar belakangnya. Gambarnya diklaim sangat mirip dengan bendera Jepang. Adegan akhir video juga menarik perhatian.
Video diakhiri dengan adegan salah satu personel Le Sserafim, Sakura, sedang menatap ke langit saat dia terendam air. Klaim tersebut menyatakan bahwa adegan itu menyerupai bentuk Pulau Dokdo, wilayah sengketa antara Jepang dan Korea Selatan.
Tuduhan tersebut disebut merepresentasikan Le Sserafim digunakan sebagai alat proyek propaganda budaya Jepang bertajuk "Cool Japan". Istilah itu mengacu pada strategi merek negara secara tersamar yang bertujuan untuk menampilkan Jepang sebagai negara yang menarik bagi khalayak global.