REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan pendengaran bisa menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen dan tak bisa diperbaiki. Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan agar pendengaran lebih terlindungi dari risiko kerusakan.
Terkait upaya mencegah gangguan pendengaran permanen, ahli audiologi Dr Elena Shur mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang sebaiknya dihindari. Berikut ini adalah ketiga hal yang patut dihindari tersebut, seperti dilansir Express pada Kamis (8/2/2024):
1. Memasukkan sesuatu ke telinga
Adanya kotoran telinga yang menumpuk memang terasa tidak nyaman. Sebagian orang biasanya mengatasi hal ini dengan mengorek telinga menggunakan cotton bud atau jari.
Menurut dr Shur melalui akun TikTok pribadinya, mengorek telinga merupakan hal yang sangat tidak dia anjurkan. Aktivitas ini bisa membawa lebih banyak potensi masalah dibandingkan manfaat.
"Bila ingin membersihkan telinga Anda, saya merekomendasikan melakukannya secara profesional, dan secara pribadi saya merekomendasikan untuk melakukannya dengan dokter spesialis telinga, hidung, serta tenggorokan," kata dr Shur.
2. Terpapar kebisingan tanpa pelindung
Ada dua faktor yang paling umum menyebabkan gangguan pendengaran. Kedua faktor tersebut adalah penuaan dan kebisingan. Bila penuaan merupakan faktor yang tidak bisa diubah, kebisingan adalah faktor yang dapat ditanggulangi. Dalam kondisi yang amat bising, seperti saat menonton konser atau ketika bekerja di area proyek pembangunan yang bising, dr Shur merekomendasikan penggunaan earplug.
"Gangguan pendengaran akibat kebisingan adalah nyata, itu kondisi yang permanen," ujar dr Shur.
Menurut dr Shur, dampak dari paparan kebisingan mungkin tak akan muncul secara langsung. Dampak gangguan pendengaran ini bisa muncul di kemudian hari bersamaan dengan peningkatan risiko terjadinya tinnitus.
"Bila Anda berpartisipasi dalam acara atau kondisi yang bising, tolong gunakan pelindung telinga," ujar dr Shur.
3. Mengabaikan gejala
Gangguan pendengaran bisa diawali dengan gejala yang samar. Meski gejala yang muncul terasa tidak mengganggu, dr Shur mengimbau agar gejala tersebut tidak disepelekan.
"Bila Anda bangun pada suatu pagi dengan pendengaran yang terasa seperti meredam atau menyadari adanya penurunan pendengaran di satu telinga, jangan menunggu atau berpikir itu akan membaik, (dalam situasi itu) saya akan pergi ke dokter spesialis THT," kata dr Shur.
Dalam kondisi seperti ini, dr Shur menyarankan pasien untuk tidak menerima bila dokter hanya meresepkan obat antibiotik tanpa melakukan tes pendengaran. Alasannya, gejala-gejala yang muncul bisa jadi salah terdiagnosis sebagai penyakit lain sehingga perlu dilakukan tes pendengaran terlebih dahulu sebelum pengobatan dilakukan.