REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria berusia 22 tahun harus berjuang untuk hidup dan divonis hanya memiliki satu persen peluang untuk bertahan hidup. Pria bernama Jackson Allard itu adalah seorang pecandu vape yang mengalami kerusakan paru-paru.
Allard pertama kali pergi ke rumah sakit pada Oktober 2023 lalu dengan keluhan sakit perut. Namun, pria yang berasal dari Dakota Utara, Amerika Serikat itu tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam tiga bulan ke depan.
Terlepas dari permintaan keluarganya, Allard adalah seorang pengguna vape berat dengan asumsi bahwa vape tidak sebahaya rokok. Kebiasaannya itu justru membuat hidupnya dalam bahaya, di mana ia harus menjalani transplantasi paru-paru ganda sebagai peluang satu-satunya untuk bertahan hidup.
Karena kadar oksigennya terlalu rendah, dokter memasukkan Allard ke rumah sakit pada Oktober 2023. Dokter mendiagnosisnya dengan jenis flu langka (influenza 4) dan pneumonia ganda, yang berarti kedua paru-parunya terpengaruh.
"Ketika kondisinya terus memburuk dan kadar oksigennya berkurang, petugas medis memutuskan untuk mengintubasi Allard selama sepekan di rumah sakit untuk mengistirahatkan tubuhnya dan memberikan paru-parunya kesempatan untuk pulih," tulis teman keluarganya, Angela Dows, menulis dalam permohonan GoFundMe.
Kata-kata terakhir Allard sebelum dokter memasukkan selang ke tenggorokannya adalah, "Saya takut, saya tidak ingin sendirian.". Ia beruntung, orang tua dan neneknya selalu berada di sisinya.
Ketika terus tidak menunjukkan perbaikan setelah lima hari diintubasi, Allard ditempatkan pada mesin pendukung kehidupan dan dipindahkan ke rumah sakit Universitas Minnesota. Satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup adalah transplantasi paru-paru ganda.