REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat rencana konser Coldplay di Jakarta, Indonesia, diumumkan oleh promotor PK Entertainment pada Mei lalu, antusias para fans di Indonesia begitu besar. Penjualan tiket konser Coldplay pun langsung diserbu para penggemar dan dalam waktu sekejap langsung ludes tak bersisa. Bersamaan dengan itu, muncul reaksi berlawanan yang menolak kehadiran Coldplay di Indonesia.
Ada pihak-pihak yang menuntut konser Coldplay dibatalkan karena dianggap sebagai musisi pendukung LGBT. Bahkan, pada hari-H sebelum konser dimulai, ada aksi demonstrasi di depan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Namun, rupanya Coldplay memiliki kepekaan untuk menghargai nilai-nilai tinggi yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Selama konser, Coldplay tak terlihat mengibarkan bendera pelangi atau pun membahas soal dukungannya terhadap hak-hak kelompok LGBT.
Bukan tidak mungkin Coldplay mengetahui keresahan yang bergejolak di tengah masyarakat terhadap konser mereka. Coldplay yang beranggotakan Chris Martin (vokal), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bass), dan Will Champion (drum) menyampaikan rasa syukurnya akhirnya bisa manggung di Indonesia.
"Kami sangat senang bisa berada di Indonesia. Terima kasih sudah mengizinkan kami bermusik di sini. Ini pertama kalinya kami berada di sini dan kami jatuh cinta pada negara kalian, juga orang-orangnya," ucap Martin sembaru menyebut masyarakat Indonesia sebagai beautiful people,
Dia juga mengatakan, Coldplay sebagai band sangat sedih dan berempati atas imbas dari berbagai pertikaian yang terjadi di berbagai belahan dunia. Coldplay menyatakan tidak mendukung terorisme, penindasan, dan segala tindakan serupa. Martin berharap setiap manusia bisa saling berlaku baik pada sesamanya, dan bebas untuk menjadi diri sendiri.
Jelang akhir penampilannya, Coldplay membawakan lagu "Fix You", membuat suasana begitu syahdu. Martin pun meminta penonton menyanyikan beberapa bagian lagu.
Setelah itu, Coldplay menutup dengan tembang "Biutyful". Pada layar, panggung tertera tulisan "Believe in Love", yang artinya "percayalah pada cinta". "Terima kasih, Indonesia. Kami akan kembali, saya janji," kata Martin.