Jumat 27 Oct 2023 13:34 WIB

Cerita Stereocase di Balik Lagu "Save Me", Singgung Soal Empati dan Kesehatan Mental

Isu kesehatan mental yang diusung bisa terjadi kapan saja dan mengintai siapa saja.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Grup Stereocase.
Foto: Dok Stereocase
Grup Stereocase.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibentuk sejak 2008, Stereocase telah mewarnai belantika musik Indonesia dengan lagu-lagunya yang punya karakter khas. Namun, band itu sempat hiatus pada 2019. Kini, Stereocase kembali berkarya di tahun 2023, menghadirkan lagu yang diberi judul "Save Me".

Band yang beranggotakan Fadli Rezasyah (vokal), Iqif (kibor/drum/multiinstrumen), dan Richard Emanuel (gitar/bass) tersebut menggarap lagu "Save Me" sejak dunia masih menghadapi pandemi Covid-19. Bermula dari Fadli yang menggubah melodi awalnya saat bermain piano.

Baca Juga

Fadli lantas meneruskan melodi awal itu kepada Iqif, yang mengembangkannya jadi komposisi lagu. Setelah itu, barulah Fadli menulis liriknya. Kemudian, bersama-sama dengan Richard, mereka mulai melakukan perekaman lagu hingga siap diperdengarkan ke publik.

Pada sesi media di Kios Ojo Keos, Jakarta, Kamis (26/10/2023), ketiganya mengeksplorasi proses kreatif penggarapan lagu "Save Me", berikut dengan video musiknya yang diarahkan sendiri oleh Fadli. Lagu menceritakan tentang seseorang yang mencari pertolongan untuk menyelamatkan dirinya di tengah kondisi mental yang tidak sedang baik-baik saja.

Ada makna mendalam dari lagu "Save Me", yang bakal termuat di album mini Stereocase, 2.3, bersama empat lagu lainnya yang semua berbahasa Inggris. "Single ini menampilkan rasa kerentanan dan kerapuhan, serta harapan untuk bisa bangkit dari kondisi terpuruk," ungkap Richard.

Lagu tersebut juga menjadi bukti komitmen dari Stereocase dalam menjaga keautentikan selama perjalanan penemuan jati diri. Sekaligus, tidak mengesampingkan ekspresi artistik serta pentingnya kepekaan rasa dan empati terhadap sesama.

"Kami ingin mengajak pendengar kami untuk terkoneksi lewat pengalaman pribadi mereka dalam pergulatan dengan masa lalu, pencarian penebusan, hingga pentingnya akan sosok yang dapat menemani di masa-masa gelap kehidupan tersebut," kata Iqif.

Saat ini tidak sedikit orang yang terbuka soal kondisi kesehatan mentalnya....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement