REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konten seputar matcha membanjiri media sosial (medsos). Mulai dari dari berbagai kreasi minuman seperti matcha latte dan smoothie, hingga aplikasinya dalam produk kecantikan, matcha seolah menjadi bintang baru yang tak terhindarkan.
Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk seorang lifestyle coach, Luke Coutinho. Dalam sebuah unggahan Instagram yang kemudian viral, Coutinho mengajak pengikutnya untuk melihat lebih dalam makna di balik tren tersebut.
Menurut Coutinho, popularitas matcha yang meluas di media sosial sering kali hanya dimanfaatkan sebagai alat untuk mendapatkan perhatian dan viralitas semata. "Nikmati matchamu, stop membuat itu menjadi hype karena nanti harganya akan semakin mahal," tulis Coutinho.
Ia menyoroti bagaimana sebuah tradisi kuno yang kaya manfaat kini berisiko berubah menjadi komoditas semata, yang pada akhirnya dapat menaikkan harga dan membuatnya sulit dijangkau.
Coutinho mengatakan matcha bukanlah sekadar tren sesaat, melainkan sebuah "permata hijau" yang memiliki nilai dan manfaat kesehatan yang mendalam.
"Matcha telah menjadi minuman 'abadi', dinikmati penuh dengan perhatian dan dihargai karena energi dan manfaatnya untuk kesehatan yang vibrant," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan manfaat kesehatan dari matcha, termasuk kemampuannya meningkatkan kekuatan otak, mendukung kesehatan jantung, dan memberikan ketenangan batin. Bagi Coutinho, kekuatan sejati matcha terletak pada kemurniannya, ketenangannya, nutrisi padat yang kuat, dan hubungannya dengan alam.
Ia juga berpesan kepada para pengikutnya untuk tidak hanya mengikuti tren buta, tetapi juga menjadi konsumen yang bijak dan berpengetahuan. "Jadilah terdidik, bukan terpengaruh," ujarnya.
Coutinho mengajak orang-orang untuk meresapi ritual, dan menikmati ketenangan dari minuman kuno ini, alih-alih hanya berfokus pada sisi viralitasnya. Ia mengingatkan bahwa matcha adalah tradisi yang berakar pada kebijaksanaan, bukan hanya sekadar minuman yang indah difoto untuk diunggah di Instagram.
Unggahan Coutinho tersebut sontak menuai beragam respons positif dari warganet. Banyak yang merasa pandangan tersebut mewakili apa yang mereka rasakan. "Akhirnya ada seseorang yang berpendapat mengenai hal ini," komentar salah satu pengikutnya.
Ada juga yang mengapresiasi nilai budaya matcha, seperti yang diungkapkan pengikut lain, "Minum dan membuat matcha telah menjadi bagian dari upacara di Jepang, dan itu juga merupakan kegiatan yang indah dan penuh kesadaran".
Komentar lainnya menyebutkan, "Sangat setuju, matcha itu warisan budaya, dan tentu bagus orang-orang mengenal itu sekarang. Tapi aku harap mereka melakukannya dengan alasan yang benar dan karena manfaatnya untuk tubuh".