REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau yang identik dengan cuaca panas terik membawa risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Banten, mengingatkan kurangnya asupan air putih menjadi salah satu penyebab utama orang mudah terserang berbagai penyakit, mulai dari radang tenggorokan hingga tifus.
Menurut Kepala Dinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeni, selain kurang minum air putih, penyebab lain munculnya penyakit di musim kemarau adalah kurangnya kebersihan diri akibat keterbatasan air bersih serta potensi air yang tercemar bakteri, seperti E Coli. Berbagai penyakit yang rentan menyerang pada musim kemarau meliputi diare, muntaber, influenza, batuk, pilek, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), penyakit mata, radang tenggorokan, hingga tifus. Kondisi lingkungan yang kering dan suhu yang tinggi membuat virus dan bakteri lebih mudah menyebar, sementara tubuh yang kekurangan cairan menjadi lebih lemah dalam melawan infeksi.
Melihat risiko tersebut, masyarakat diimbau untuk melakukan berbagai langkah antisipasi. Langkah pertama dan paling fundamental adalah mencukupi kebutuhan air harian dalam tubuh. Kebutuhan air yang tercukupi akan membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, melancarkan metabolisme, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan mengonsumsi vitamin juga sangat disarankan untuk mengurangi risiko paparan penyakit, terutama ISPA yang sering kali meningkat saat musim kemarau.
Dini juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan. "Tetap terapkan pola hidup bersih dan sehat atau PHBS. Makan makanan yang bergizi dan higienis. Jaga kesehatan tubuh, kebersihan lingkungan dan rumah," kata dia pada Senin (28/7/2025).
Ia mengingatkan kebersihan adalah kunci untuk mencegah penyebaran bakteri dan virus, terutama dari makanan dan lingkungan sekitar. Jika timbul gejala penyakit, ia menyarankan agar segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, serta mendapatkan diagnosis awal dari gejala yang muncul. Penanganan dini dinilai sangat krusial untuk mencegah penyakit berkembang menjadi lebih parah.
Menurut data perkiraan cuaca dari BMKG, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, mengatakan suhu udara harian di Kota Tangerang diperkirakan berada pada kisaran 24 hingga 33 derajat Celsius. Dengan kelembapan yang berkisar antara 50 persen hingga 90 persen dan angin yang bertiup dari arah tenggara, kondisi ini berpotensi menyebabkan dehidrasi dan kelelahan.
Oleh karena itu, Mahdiar mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, khususnya saat beraktivitas di luar ruangan terlalu lama. "Gunakan pelindung seperti topi dan tabir surya jika beraktivitas di bawah sinar matahari langsung," kata dia.