REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis mata dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia cabang DKI Jakarta dr Denisa Anggi Kurnia, SpM, mengatakan, posisi duduk yang tepat atau ergonomis bisa membantu mengurangi sindroma gangguan mata akibat penggunaan komputer. "Posisi duduk dan posisi kita di depan komputer harus ergonomis, tepat sesuai. Jadi, duduk tegak, jangan bungkuk lalu jarak dan layar baiknya jaraknya satu tangan kita," kata Anggi, dalam HealthTalk Webinar yang digelar RS Medistra, Kamis (26/10/2023).
Ia mengatakan, posisi duduk tersebut bisa membantu mencegah Computer vision syndrome atau CVS yang merupakan kumpulan gangguan ataupun gejala akibat peningkatan penggunaan gawai jangka panjang. Selain itu, dia juga menyarankan orang-orang untuk mengikuti aturan "20-20-20", yakni beristirahat setiap 20 menit selama 20 detik dan melihat sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter. Cara ini dikatakan dapat sangat membantu mencegah dan mengurangi CVS.
"Atau setiap 2 jam kita istirahatkan mata kita untuk tidak lihat gadget selama 12 menit," tutur Lulusan Universitas Indonesia ini.
Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk mengurangi CVS yakni menyesuaikan penerangan di ruangan atau penerangan di gawai. Dia menyarankan agar jangan ada pencahayaan dari belakang yang memantul ke perangkat gawai semisal laptop.
"Brightness-nya (laptop atau gawai) juga diatur jangan terlalu terang," kata Anggi yang mengatakan air mata buatan juga bisa membantu mengurangi CVS.
Anggi mengatakan, kesehatan mata khususnya saat orang-orang berkegiatan di dalam ruangan terkait erat dengan penggunaan gawai baik untuk keperluan bekerja ataupun mencari hiburan.
"Jadi seharian office hour kita bisa delapan jam, full main handphone di rumah, saat mau tidur juga buka sosial media, hiburannya buka Instagram, TikTok dan sebagainya," kata dia.
Dia merujuk data terakhir mengungkapkan terdapat sekitar 68 juta kasus CVS di dunia dan diperkirakan setiap tahunnya angka ini akan bertambah. Sebanyak 75 -90 persen dari pengguna komputer mengalami CVS.