REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski dikebumikan di pemakaman Katolik, proses pemakaman musisi legendaris Sinead O'Connor dilakukan sesuai syariat Islam. Prosesi pemakaman O'Connor, yang mengubah namanya menjadi Syuhada Sadaqat setelah memutuskan menjadi mualaf, dilaksanakan pada Selasa (8/8/2023) pagi waktu Irlandia.
Keluarganya, Bob Geldof dan seorang ulama Islam termasuk di antara beberapa orang yang datang saat jenazahnya dimakamkan di Deansgrange Cemetery di Bray, County Wicklow, Irlandia. Dilansir Daily Mail pada Kamis (10/8/2023), jenazah O'Connor diantarkan ke peristirahatan terakhirnya dengan posisi berbaring miring ke kanan dan kepala menghadap kiblat, sesuai dengan anjuran agama Islam.
Musisi ikonik yang meninggal pada 26 Juli 2023 di usia 56 tahun ini pernah bercerita mengenai pengalamannya menjadi mualaf. Menurut dia, menjadi seorang Muslim ibarat terlahir kembali. O'Connor yang sebelumnya menganut Katolik, telah melalui perjalanan spiritual yang panjang sebelum akhirnya menemukan Islam sebagai pelabuhan terakhir.
Perempuan yang dikenal karena keberaniannya juga pernah mengkritisi gereja Katolik dan merobek foto Paus Yohanes Paulus II dalam acara "Saturday Night Live" tahun 1992. Aksi tersebut dia lakukan sebagai bentuk protes terhadap pelecehan seksual dan fisik di Gereja Katolik, di mana ia merupakan salah satu korban pelecehan saat tinggal di Magdalene Laundry atau rumah sakit jiwa Magdalene yang dijalankan ordo Katolik Roma.
Tempat peristirahatan terakhirnya ditandai dengan bunga-bunga yang diberikan pada penggemar. Makam tersebut juga ditandai dengan plakat bertuliskan: Sinead O'Connor. Lahir 8 Desember 1966. Meninggal 26 Juli 2023.
Syekh Dr Umar al Qadri, seorang ulama Islam dan Imam Besar di Islamic Centre of Ireland, yang bertemu dengan sang bintang itu pada 2018, memimpin prosesi pemakaman. Imam tersebut adalah teman sang penyanyi sekaligus menjadi pembimbing spiritualnya.
Di Twitter, Syekh Dr Umar al Qadri mengunggah foto dirinya saat berada di makam O’Connor. Ia pun menyampaikan pesan dari Dewan Muslim Irlandia yang turut berduka atas kepergian sang musisi.
“The Muslim World berduka atas meninggalnya Putri Irlandia, Sister Sinéad O'Connor (Syuhada). Semoga ia beristirahat dengan tenang,” kata Syekh Dr Umar al Qadri seperti dilansir Daily Mail, Kamis (10/8/2023).
Syekh Umar juga menceritakan bagaimana perjalanan spiritual O'Connor. Menurut dia, O'Connor telah mempelajari berbagai keyakinan dan agama, hingga akhirnya meyakini bahwa Islam adalah yang agama yang dia cari.
“Ketika dia mempelajari Islam, dia mengatakan 'Inilah agama yang selalu saya cari. Inilah iman yang selalu saya cari. Saya selalu menjadi seorang Muslim, tetapi saya tidak pernah menyadarinya',” ujar Syekh Umar yang membantu mengislamkan O’Connor.
Ribuan penduduk setempat dan penggemar berkumpul di luar bekas rumahnya, Montebello, tempat ia tinggal selama 15 tahun. Bekas rumah sang musisi yang dijual pada 2021 dan sekarang kosong, diubah menjadi tempat suci sementara sejak kematiannya di London dua pekan lalu.
Dinding di luar properti telah ditutupi dengan bunga, foto, dan lilin, serta catatan tulisan tangan para penggemar sebagai tribute atas suara, musik, dan keberanian O'Connor. Prosesi pemakaman juga dihadiri oleh Presiden Irlandia Michael D Higgins. Rekan musisi seperti Bono, The Edge, dan Adam Clayton dari U2 juga hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada O'Connor. Suasana pemakaman juga semakin haru ketika para penggemar menyanyikan lagu-lagu hits Sinead O'Connor.