Jumat 04 Aug 2023 17:47 WIB

Tak Cuma Ginjal, Tinja Manusia Ternyata Juga Bisa Ditransplantasi

Transplantasi tinja bertujuan untuk mengobati kondisi C difficile colitis (C diff).

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita mengalami infeksi C Diff sehingga harus melakukan transplantasi tinja (ilustrasi).
Foto: Flickr
Seorang wanita mengalami infeksi C Diff sehingga harus melakukan transplantasi tinja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini sedang viral berita mengenai fantasi seksual menyimpang porta potty di Dubai. Dalam porta potty, pria superkaya membayar wanita untuk memakan tinja maupun sebaliknya. 

Kotoran manusia bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, namun ternyata ada juga beberapa contoh ketika kotoran memiliki kegunaan medis (walaupun tidak untuk dimakan). Dilansir Healthline, Jumat (4/8/2023), ini berlaku untuk prosedur transplantasi tinja yang juga dikenal sebagai bakterioterapi. Prosedur ini berguna untuk mengobati kondisi C difficile colitis (C diff). Infeksi ini menyebabkan seseorang mengalami diare berat, kram perut, dan demam.

Baca Juga

Kondisi tersebut terjadi pada mereka yang mengonsumsi antibiotik jangka panjang. Akibatnya, seseorang mungkin tidak memiliki cukup bakteri sehat di tinja untuk melawan infeksi lain seperti infeksi C diff. 

Jika seseorang memiliki infeksi C diff kronis, transplantasi feses dapat menjadi pilihan. Prosesnya melibatkan "donor" feses untuk memberikan feses mereka. 

Kotoran diuji untuk parasit. Donor juga biasanya diminta menyerahkan sampel darah untuk menguji keberadaan penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti hepatitis A.

Orang yang menerima transplantasi tinja biasanya akan mengonsumsi makanan cair atau obat pencahar sebelum menerima transplantasi. Mereka kemudian akan pergi ke laboratorium gastrointestinal (GI) di mana dokter akan memasukkan alat khusus yang disebut kolonoskop melalui anus yang berlanjut ke usus besar. Di sana, dokter akan mengantarkan feses donor ke usus besar. Idealnya, menerima transplantasi feses akan memberi usus besar bakteri sehat yang dapat melawan C diff dan mengurangi kemungkinannya untuk kembali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement