REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menopause biasanya dialami oleh perempuan yang sudah menginjak usia antara 45 hingga 55 tahun. Karena menurunnya kadar hormon, siklus menstruasi mereka akan berhenti dan menimbulkan gejala-gejala seperti muka memerah, perubahan suasana hati, dan kabut otak.
Selain itu, menurut dokter gigi yang berpraktik di Ruh Dental Inggris, Zayba Sheikh, kondisi menopause juga bisa berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.
"Menopause dapat memengaruhi tubuh dalam banyak hal, tetapi masalah gigi dan mulut sering kali diabaikan. Hal ini bisa diatasi jika Anda sadar akan kesehatan mulut pada masa ini dengan memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi yang memahami kondisinya," kata Sheikh.
Dokter Sheikh memperingatkan bahwa menopause dapat menimbulkan masalah seperti mulut kering, penyakit gusi, dan bahkan kehilangan gigi. Berikut penjelasan dari dr Sheikh, seperti dilansir laman Express, Senin (10/7/2023).
1. Mulut kering
Menurut dr Sheikh, salah satu masalah utama selama masa kehidupan seorang wanita adalah penurunan kadar estrogen yang memicu berbagai gejala, termasuk mulut kering. Kondisi ini dapat membawa banyak masalah karena kuman akan bertahan lebih lama, sehingga lebih banyak bakteri yang bersarang di gigi dan gusi.
2. Penyakit gusi
Penyakit gusi adalah faktor lain karena hormon menurun. Hal ini dapat menyebabkan gusi memburuk yang dapat menyebabkan perdarahan, nyeri, sariawan, gusi surut, dan bau mulut.
"Gusi yang berada di bawah tekanan perubahan hormon yang parah juga dapat menyebabkan masalah gigitan yang dapat menyebabkan rasa sakit saat makan dan mengunyah," jelas dr Sheikh.
3. Kehilangan gigi
Penurunan hormon estrogen juga berkontribusi terhadap penurunan massa tulang, yang membuat gigi semakin terancam. Dokter Sheikh mengatakan, penurunan hormon estrogen dapat memengaruhi tulang rahang dan kepadatan tulang, sehingga meningkatkan risiko gigi goyang dan bahkan kehilangan gigi.