Jumat 07 Jul 2023 23:13 WIB

Kasur Usang Sumber Penyakit, Pakar Sarankan Ganti Setiap 8 Tahun

Kapan terakhir kali Anda mengganti kasur?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Kamar tidur anak (Ilustrasi). Tidur di atas kasur yang tepat bisa meningkatkan dan memengaruhi kualitas tidur serta mencegah risiko kesehatan serius lainnya.
Foto: Republika/Edy Yusuf
Kamar tidur anak (Ilustrasi). Tidur di atas kasur yang tepat bisa meningkatkan dan memengaruhi kualitas tidur serta mencegah risiko kesehatan serius lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapan terakhir kali Anda mengganti kasur? Para ahli berpendapat bahwa matras tidur seharusnya diganti setiap enam hingga delapan tahun sekali karena tidur di kasur usang membuat kita berisiko menghirup bakteri dan jamur.

Hal itu kemudian bisa menyebabkan sakit tenggorokan, mata gatal, diare, dan muntah, bahkan infeksi serius dan pneumonia. Kasur yang sudah usang juga dapat menyebabkan masalah punggung, pegal-pegal, dan berbagai masalah tidur.

Baca Juga

Menurut spesialis tidur di perusahaan kasur Opera Beds, banyak orang yang tidak tahu dan merasa tidak perlu mengganti kasur meski sudah usang. Padahal, tidur di atas kasur yang tepat bisa meningkatkan dan memengaruhi kualitas tidur serta mencegah risiko kesehatan serius lainnya.

"Memang tergantung pada faktor-faktor seperti penggunaan dan keausan, tapi kasur idealnya harus diganti setiap enam hingga delapan tahun," kata ahli dari Opera Beds.

Kasur yang tidak diganti lebih dari delapan tahun menempatkan penggunanya pada risiko kesehatan dan kebugaran yang buruk. Dilansir The Sun, Jumat (7/7/2023) berikut enam alasan mengapa kasur usang harus segera diganti.

1. Bakteri

Kasur yang lusuh adalah tempat berkembang biak bagi bakteri. Sebuah penelitian telah menemukan bahwa kasur merupakan sarang aktivitas mikroskopis seperti staphylococcus, lactobacillus, streptococcus, dan E coli.

Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi kulit dan sakit perut, serta abses, masalah persendian, dan bahkan pneumonia. Infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi jantung, tulang dan mata juga mungkin terjadi.

2. Tungau debu

Tungau debu juga dapat bersarang di dalam serat kasur, menyebabkan atau memperburuk masalah kulit seperti eksim dan masalah pernapasan seperti asma.

"Kenyataannya adalah semakin tua usia kasur Anda, semakin banyak debu yang terkumpul," kata para ahli.

Tungau juga memakan serpihan kulit mati. Dalam delapan tahun, manusia melepaskan rata-rata lima kilogram sel kulit mati, artinya ada banyak tungau yang mengonsumsinya.

3. Cairan tubuh

Kasur juga penuh dengan cairan tubuh, mulai dari keringat, air liur hingga air mani dan minyak kulit. Cairan-cairan tersebut merembes melalui seprai dan diserap oleh kasur, menempel selama bertahun-tahun.

Para ahli memperkirakan bahwa selama masa pakai kasur, cairan ini dapat memenuhi dua bak mandi hingga penuh. Diperkirakan, rata-rata orang dewasa berkeringat 26 galon per tahun di tempat tidur, menjadikannya rumah yang hangat dan lembap bagi jamur.

Ragi, jamur dan bakteri seperti staphylococcus aureus dapat masuk ke dalam celah-celah, sehingga Anda berisiko mengalami benjolan merah yang menyakitkan di kulit, luka, lecet, serta mata dan kelopak mata yang menyakitkan.

4. Spora jamur

Kasur juga dapat menjadi rentan terhadap spora jamur. Menurut Opera Beds, hal ini dapat merusak kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa tanda awal dari paparan jamur adalah pilek, bersin-bersin, dan mata atau kulit merah atau gatal.

Spora yang paling sering ditemukan adalah penicillium, cladosporium, alternaria, dan aspergillus. Itu semua dapat menyebabkan gejala alergi seperti pilek, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan gatal-gatal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement