Rabu 31 May 2023 13:09 WIB

Seorang Anak Pingsan di Gerbang Sekolah Setelah Mengisap Vape Pertamanya

Anak-anak perlu tahu bahwa vape bukan alternatif aman dari rokok.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Vape. Seorang anak di Inggris pingsan setelah menghisap vape.
Foto: www.freepik.com
Vape. Seorang anak di Inggris pingsan setelah menghisap vape.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan darurat dikeluarkan oleh kepala sekolah di Beato John Henry Newman RC College, Manchester, Inggris, Glyn Potts, setelah seorang anak pingsan di sekolah karena menghisap vape. Ia mengatakan, murid-murid yang melihat kejadian itu merasa terkejut dan takut.

Anak itu tiba-tiba tumbang dan pingsan di dekat gerbang sekolah setelah mengisap vape pertamanya. Belakangan juga terungkap bahwa anak tersebut telah membeli vape sekali pakai yang dimodifikasi.

Baca Juga

Kabar baiknya, anak itu pulih sepenuhnya dari insiden itu. Potts pun memperingatkan bahaya vape pada kesehatan anak muda.

"Kita tidak tahu isi kandungan vape itu dan beberapa di antara vape sekali pakai digunakan kembali," kata dia, dilansir the Sun, Rabu (31/5/2023).

"Kita telah melihat vape yang telah dinyalakan kembali dengan bahan kimia dan racun yang tidak kita ketahui. Itulah yang terjadi pada pemuda yang pingsan di sekolah kami," kata Potts.

Potts menyebut anak muda membutuhkan saran dan informasi bahwa vape tidak aman. Bahkan, dalam vape nikotin yang paling sederhana pun mengandung 12 kali jumlah nikotin yang dimiliki rokok.

"Saya tidak yakin bahwa tubuh berusia 11, 12, 13 tahun dapat mengatasinya," ujarnya.

Potts mengatakan, insiden itu membuat teman-teman sekelas akan tersebut terguncang dan khawatir. Potts juga memperingatkan orang tua untuk berhati-hati terhadap kesalahpahaman mengenai vape adalah alternatif yang lebih aman untuk merokok bagi anak muda".

"Saya rasa, ada kesalahpahaman oleh beberapa orang tua yang menyebut vape itu aman atau vape akan menghentikan anak muda merokok. Tapi, itu sebenarnya menciptakan anak muda yang kecanduan nikotin, yang kemudian mengarah ke tantangan lain dan penyakit lainnya," kata Potts.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement