Selasa 18 Nov 2025 13:03 WIB

Manfaat Tidur dalam Kondisi Gelap

Ahli kesehatan menyarankan tidur dalam kondisi gelap.

Tidur (ilustrasi). Menurut ahli kesehatan, tidur dalam kondisi gelap memberikan manfaat bagi tubuh.
Foto: www.freepik.com
Tidur (ilustrasi). Menurut ahli kesehatan, tidur dalam kondisi gelap memberikan manfaat bagi tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian besar dari kita, cahaya remang-remang dari lampu jalan, lampu malam di kamar, bahkan sinar dari gawai yang tak sengaja menyala pada malam hari, hanya dianggap sebagai gangguan kecil. Namun, penelitian terbaru menunjukkan paparan cahaya buatan pada malam hari ternyata menyimpan potensi bahaya yang jauh lebih serius daripada sekadar mengganggu tidur.

Dia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Para dokter kini mulai menekankan bahwa tidur dalam kegelapan total mungkin adalah "obat" termurah dan terbaik.

Baca Juga

Riset observasional awal yang dipresentasikan pada American Heart Association's Scientific Sessions 2025 menemukan kaitan mengejutkan antara paparan cahaya buatan yang tinggi pada malam hari dengan masalah jantung. Partisipan yang terekspos cahaya malam dari lingkungan sekitarnya seperti lampu jalan dan bangunan terang cenderung menunjukkan aktivitas stres otak yang lebih tinggi, mengalami peradangan pembuluh darah, dan memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk mengalami kejadian jantung mayor, termasuk berkembangnya penyakit jantung koroner.

Salah satu penulis studi ini sekaligusDr. Shady Abohashem, Kepala Cardiac PET/CT Imaging Trials di Massachusetts General Hospital, sekaligus instruktur di Harvard Medical School, menjelaskan alasan biologis di baliknya. "Cahaya adalah sinyal biologis yang kuat. Otak kita dirancang untuk merespons siklus terang-gelap alami, dan ketika ritme tersebut terganggu, hal itu dapat memengaruhi banyak sistem dalam tubuh," kata  dr Abohashem dikutip dari laman Women's Health pada Selasa (18/11/2025).

Masalah utamanya terletak pada terganggunya ritme sirkadian, jam internal 24 jam tubuh kita. Ahli saraf dan dokter pengobatan tidur, dr W Christopher Winter, menjelaskan betapa pentingnya ritme ini bagi kesehatan secara keseluruhan. "Faktor sirkadian tidak hanya memengaruhi cara kita tertidur dan bangun, tetapi juga memiliki implikasi besar bagi kesehatan kita secara keseluruhan," kata dr Winter.

Otak kita mengartikan cahaya sebagai pemicu untuk terjaga. Ketika kita terpapar cahaya saat seharusnya tidur, hal ini menciptakan "konflik" dalam otak, yaitu otak ingin beristirahat namun menerima sinyal bahwa waktu tidur belum tiba. Paparan cahaya malam juga disebut secara efektif menekan produksi melatonin, hormon kunci yang membantu mengatur tidur. Dokter Abohashem merinci konsekuensi dari gangguan melatonin ini pada kesehatan kardiovaskular.

"Gangguan ini dapat mengaktifkan pusat stres di otak, seperti amigdala, yang pada gilirannya memicu peradangan pada arteri—kombinasi yang telah kami temukan dalam penelitian sebelumnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement